Mohon tunggu...
Reo Donovan
Reo Donovan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Saya memang menunggu Pemecatan Alfred Riedl!

16 Juli 2011   09:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

-Sudah lama saya menantikan momen pemecatan ini! Selamat jalan Alfred Riedl-

Mungkin saya tidak menggunakan akal sehat saya. Mungkin hanya menggunakan kemarahan terpendam dan bukan hasil pemikiran yang dalam. Saya tidak perduli. Alfred Riedl menurut saya sudah mengkianati sebagian rakyat Indonesia. Bahkan mengkianati bangsa Indonesia.

Penolakan Alfred Riedl memakai pemain LPI adalah sebabnya. Saya masih bisa menerima anda FIFA melarang. Tetapi sampai saat inipun FIFA tidak memberi sangsi apapun kepada pemain LPI. FIFA memberi pilihan kepada PSSI. Rangkul atau bubarkan. Belum memberi sangsi formal.

Keinginan sebagian rakyat Indonesia agar semua pemain terbaik di negara ini dipakai tidak terpenuhi. Alfred Riedl yang menganggap bossnya adalah Nirwan Bakrie menolak pemain LPI. Dan saya adalah penggemar LPI. Dan menurut saya LPI adalah embrio sepak bola masa mendatang. ISL sudah terkontaminasi rezim 3N. Inilah yang membuat saya mungkin tidak berpikir dengan akal sehat.

Saya masih ingat ketika PSSI menjadi juara perserikatan tahun 1987 di jakarta. Peristiwa ini adalah saat saya mulai mengikuti sepak bola saat masih anak anak. Itulah mungkin yang membuat saya ngefans PSIS walaupun saya bukan anak semarang. Saat pindah Surabaya jadi fans Persebaya walaupun PSIS tetap no 1. Saat ini di LPI bukannya fans persebaya tetapi malah ngefans Persema Malang.

Bukan karena ketampanan bachdim atau Kim. Tetapi adalah karena keberanian Persema keluar dari ISL dan ikut LPI. Apalagi kemudian Bachdim rela tidak dipanggil timnas. Saya salut akan akal sehat walikota Malang yang gagah berani ikut LPI. Dana kota malang yang bisa dihemat adalah belasan milyar rupiah yang dialihkan ke sektor lain.

Alfred Riedl kemudian menolak memanggil Irfan Bachdim. Andai Irfan Bachdim dipanggil, belum tentu Indonesia kalah dari Malaysia. Hanya karena ikut LPI. Apa salah LPI? Tidak ada selain itu mengganggu bisnis PSSI rezim 3N. Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, dan Nugraha Besoes.

Bahkan dugaan saya, Nirwan Bakire lah bos sesungguhnya PSSI. Alfred Riedl sudah mengaku kalau bos dia adalah Nirwan. Bukan Nurdin Halid. Keberadaan LPI membuat bisnis jangka panjang kompetisi PSSI yang disokong Anteve terganggu. Bagaimana kalau ISL kalah pamor. Sedangkan Anteve udah kontrak 10 tahun dengan harga murah, 10 milyar pertahun!.

Dengan semakin glamor ISL maka keuntungan Anteve akan semakin besar. Total ada sekitar 150 pertandingan baik langsung maupun tunda yang disiarkan. Jadi rata rata anteve membayar siaran hanya 66,7 Juta rupiah per pertandingan. Murah kan?

Alfred Riedl juga menolak permintaan Menpora yang meminta pelatih timnas memakai semua pemain terbaik termasuk dari LPI. Inilah yang muncul dari benak saya. Apakah yang bertanding itu kesebelasan PSSI atau kesebelasan Indonesia? Memakai Garuda dan membawa merah putih tetapi ada pemain Indonesia yang ditolak. Juga Permintaan negara via menpora.

Dan sebagai pelatih yang mengaku profesional, Alfred Riedl hanya menuruti siapa yang bayar. Jadi saat yang bayar sudah berganti, maka Alfred Riedl harus tahu resiko ini. Mengenai waktu yang mepet, jangan hanya menyalahkan PSSI sekarang. Salahkan PSSI yang dulu. Karena merekalah yang membuat ini semua. Andai konggres pekan baru tidak ada rekayasa, maka saat ini kesebelasan Indonesia udah mantap persiapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun