Mohon tunggu...
Renys Wati
Renys Wati Mohon Tunggu... -

Berasal dari Dompu_NTB

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pawai Budaya Adat " Rimpu" Yang Luar Biasa

7 April 2015   09:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu budaya Dompu tradisional suku Mbojo adalah rimpu tembe dimana pada zaman sekarang ( modern) disebut hijab (penutup kepala). Rimpu tembe ( hijab ) asli suku bima kabupaten dompu ini menggunakan sarung yang berbahan nggoli, yang motifnya kotak-kotak dengan kombinasi dua warna atau lebih, sarung nggoli ini merupakan tenunan khas Mbojo.

Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten yang ke 200 tahun pada tanggal 11 april yang akan datang dan sekaligus untuk memperingati 200 tahun (dua abad) meletusnya Gunung Tambora pada tanggal 11 April 1815 silam, pemerintah Kabupaten Dompu mengadakan acara pawai rimpu tembe (hijab) pada tanggal 1 april 2015 kemarin.

Rimpu tembe (hijab) yang dimayoritas oleh kaum perempuan dengan rute 3,7 kilometer ini, kemaren berhasil memecahkan rekor muri dan mendapatkan penghargaan langsung dari Museum Rektor Dunia Indonesia (MURI) dalam kategori mengenakan busanarimpudengan peserta terbanyak. Karena dalam pawai rimpu kemaren target yang harus dipecahkan yaitu 11 ribu namun yang tercatat 13.009 orang peserta pawai rimpu tembe yang terdaftar, pawai rimpu tersebut berhasil mengalahkan Betawi yang dua tahun lalu memegang rekor dengan pawai budaya sebnyak 11 ribu orang. Dalam pawai kemaren tidak hanya diikuti oleh warga suku Mbojo tetapi juga diikuti oleh suku-suku lain, seperti suku Jawa, Padang, dan Bali, bahkan beberapa suku Jawa membawa kesenian daerahnya seperti Reog dan jahtilan.

Rimpu tembe (hijab) merupakan kebudayaan Mbojo (Bima) yang dipakai oleh perempuan pada zaman dahulu, khusus perempuan yang belum menikah rimpu dipakai untuk menutupi seluruh kepala dan muka sehingga yang kelihatan hanya bagian mata saja atau yang kita kenal sekarang dengan Cadar, sedangkan bagi perempuan yang telah menikah boleh kelihatan pada bagian wajahnya. Pada zaman sekarang sudah jarang kita jumpai perempuan yang mengenakan rimpu tersebut di Dompu terkecuali dipedesaan itupun hanya beberapa saja. Rimpu tembe ini oleh masyarakat Dompu pada saat-saat ini kita dapat melihatnya pada saat menghadiri acara-acara formal saja sepeti resepsi pernikahan dimana rimpu tersebut dikombinasikan dengan hijab modern atau kain songket.

14283749871793320602
14283749871793320602


Pawai rimpu tembe (hijab) ini juga diadakan sebagai salah satu bentuk untuk melestarikan budaya rimpu adat Mbojo (Bima) yang hampir tidak ada lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun