Mohon tunggu...
Reny DwiKurniawati
Reny DwiKurniawati Mohon Tunggu... Freelancer - NIM 191910501021

:)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Masa Depan Pertanian Indonesia dalam Pusaran Revolusi Industry 4.0 dan Society 5.0

27 Desember 2020   23:23 Diperbarui: 28 Desember 2020   00:33 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat ini dunia sedang memasuki revolusi industry 4.0 dan society 5.0 . dimana dalam penerapannya mengunakan mesin-mesin otomatis dengan kecanggihan teknologi yang didukung dengan menggunakan internet (IoT) Internet of Thinking, dimana penggunaan internet untuk segala aktivitas. Revolusi ini sudah memasuki sektor pertanian dengan menerapkan teknologi digital dengan konsep pengembangan smart farming atau precision agriculture. Tujuannya adalah untuk meingkatkan hasil kualitas dan efisiensi Sumber Daya Alam (SDA) yang ada. Adanya revolusi 4.0 di bidang pertanian dimaksudkan untuk mengganti tenaga produksi dengan tuntutan saat ini yaitu kecepatan dan evisiensi dalam produksi.

 Dilansir dari beberapa bacaan termasuk dari jurnal diketahui bahwa Revolusi industry 4.0 dalam sektor agriculture saat ini banyak diterapkan di Eropa. Sedangkan di Indonesia revolusi industry 4.0 belum berhasil berkembang. Hal ini karena dalam penerapannya terdapat beberapa tantangan yang belum diatasi dengan baik seperti berikut :

  • Rata-rata pendidikan petani di Indonesia setara dengan SD / dibawahnya sehingga pengetahuan dalam pengolahan pertanian tidak berkembang  sehingga kurangnya penguasaan ketrampilan.
  • Permasalahan lahan mulai dari adanya lahan tidur, mahalnya harga lahan, konversi lahan yang mengakibatkan minimnya luas lahan sehingga mempengaruhi hasil produktifitas pertanian.
  • Kurang diterimanya teknologi modern karena keterbatasan biaya dan pengetahuan.
  • Ketimpangan sosial dalam hal accessability
  • Terdapat efek yang ditimbulkan yaitu banyaknya pekerja yang akan kehilangan pekerjaan karena diganti oleh alat-alat otomatis.

Adapun dampak positif dari revolusi ini yaitu mampu menciptakan lapangan kerja dan potensi usaha baru. Hal ini diperuntukan khususnya untuk para intelek yang ingin mengembangkan usaha di bidang pertanian dengan mengandalkan teknologi untuk mendapatkan produksi yang maksimal dan evisiensi. Hal ini juga mampu membantu dalam percepatan kemajuan dari revolusi industry.  

Dalam revolusi 4.0 dan society 5.0 Pertanian pintar (smart farming) diterapan dengan menghemat tenaga kerja namun berusaha menghasilkan produksi yang tinggi dengan sistem otomatis. Contohnya saja di negara maju seperti eropa terdapat pengumpula data-data mengenai perkembangan tanaman melalui drone juga pada penerapan prediksi cuaca untuk mengetahui tanaman apa yang sebaiknya cocok di tanam pada kondisi tersebut agar tidak mengalami gagal panen.  Selain itu juga sistem pemberian produk pertanian kepada konsumen sesuai dengan keinginan dan juga ketika pengiriman dan pengemasan produk. Hal ini dapat menjadi solusi dalam masalah keterbatasan pangan dengan peningkatan produksi dan stabilitas pasokan pangan.

Namun pada kenyataannya saat ini masih sedikit orang yang mengenal revolusi Industri 4.0 dan society 5.0, hanya orang-orang tertentu yang paham betul seperti misalnya para akademis atau para pembisnis/pengusaha yang memiliki pentingan di bidangnya. Sehingga kembali lagi di awal bahwa faktor pendidikan juga berperan dalam hal ini. Bagaimanapun juga masyarakat sebagai objek dalam pelaksanaan ini. Perkembangan revolusi ini dapat berjalan dengan baik jika pemerintah dan masyarakat memiliki koordinasi yang baik serta kesadaran yang tinggi akan pentingnya era revolusi industry 4.0 dan society 5.0. Sehingga Indonesia bukan lagi menjadi pembeli namun juga sebagai penjual/pemasar.

Dalam  penerapannya Indonesia masih perlu banyak belajar dari negara lain, namun sebelum itu sebaiknya dipenuhi dahulu kebutuhan masyarakatnya. Untuk melaksanakan penerapan ini diperlukan peran pemerintah untuk memberikan sosialisasi atau edukasi dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat terkait perkembangan Revolusi 4.0 dan society 5.0 di bidang pertanian terutama pada penerapan teknologi pertanian dengan tidak merusak Sumber Daya Alam yang ada. Pemerintah sebagai fasilitator juga ikut terlibat dalam hal ini agar perkembangan sesuai dengan yang direncanakan dan tepat sasaran sehingga menciptakan sutainable development, pembangunan berkelanjutan dengan tujuan peningkatan kualitas hdup masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun