Mohon tunggu...
Reny DwiKurniawati
Reny DwiKurniawati Mohon Tunggu... Freelancer - NIM 191910501021

:)

Selanjutnya

Tutup

Money

Miskin Menjadikan Mudah Emosi dan Depresi

23 Oktober 2019   04:15 Diperbarui: 23 Oktober 2019   04:54 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sementara itu, daerah perdesaan turun sebanyak 393,4 ribu orang (dari 15,54 juta orang pada September 2018 menjadi 15,15 juta orang pada Maret 2019). Garis Kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar Rp425.250,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp313.232,- (73,66 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp112.018,- (26,34 persen). Pada Maret 2019, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,68 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp1.990.170,-/rumah tangga miskin/bulan. 

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa presentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan. Pendududuk miskin di daerah perkotaan menalami penurunan sebesar 0,2 persen, sedangkan penduduk miskin di daerah desa mengalami penrunan sebesar 0,25 persen. Namun hal tersebut belum sebanding dengan jumlah penduduk miskin di Indonesia yang harus diatasi.

Dalam hal ini pemerintah sudah mengusakan program-program untuk mengatasi kemiskinan seperti program penyaluran bantuan sosial, program beras sejahtera,bantuan uanng tunai, dan masih banyak lagi. Namun program tersebut dirasa belum mampu untuk dapaat memutuskan rantai kemiskinan. 

Upaya yang dapat dilakukan untuk  mengangani  kemiskinan, yang pertama adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi, yang kedua adalah meningkatkan pelayanan sosial bagi masyarakat tidak mampu, bisa dimulai dengan meningkatkan fasilitas dan utilitas di derah yang minim fasilitas. yang ketiga, peningkatan hasil domestik dan mengelola kegiatan impor. Ke empat, mengalokasikan anggaran subsisdi dengan tepat sasaran. Ke lima, kesadaran dari masyarakat untuk mengatasi ketimpangan yang ada dengan membuat lapangan pekerjaan sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemiskinan mempengaruhi bagaimana cara seseorang berfikir dan bertingkah laku, kemiskinan menjadi masalah dasar yang kompleks dan penting untuk diselesaikan. Seseorang yang tidak mampu memutar otak untuk mengatasi himpitan ekonomi akan mudah terserang depresi. Maka sangat diperlukan peran pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun