Mohon tunggu...
Reny Ambar
Reny Ambar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai hai haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Penggunaan Media Sosial TikTok terhadap Kesehatan Mental

21 November 2024   23:32 Diperbarui: 22 November 2024   08:50 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hubungan Penggunaan Media Sosial TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja


Jurnal yang berjudul" Hubungan Penggunaan Media Sosial TikTok Terhadap Kesehatan Mental Remaja" menyoroti bagaimana penggunaan media sosial dapat mempengaruhi  tingkat stres dan kecemasan pada remaja dan mengetahui hubungan penggunaan media sosial TikTok terhadap kesehatan mental pada remaja di SMK Sore Pangkalpinang, Kepulauan Belitung.


Kesehatan mental remaja  menjadi sorotan utama di era digital saat ini, terutama dengan meningkatnya penggunaan media sosial seperti TikTok. Penelitian yang dilakukan di SMK Sore Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, mengungkapkan hubungan antara penggunaan media sosial TikTok dengan tingkat stres dan kecemasan pada remaja. 

Ini menyoroti pentingnya kesadaran akan dampak media sosial terhadap kesehatan mental. Kesehatan mental yang baik merupakan faktor utama perkembanagn individu yang sehat. Berdasarkan data kesehatan mental didunia WHO (2020) menunjukan bahwa 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami berbagai gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi pada kelompok usia remaja. 


Metode penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini meneliti bagaimana hubungan penggunaan media sosial TikTok terhadap kesehatan mental pada remaja SMK Sore Pangkalpinang, yang di ikuti oleh beberapa partisipan, yang melibatkan siswa kelas X dan XI di SMK Sore Pangkalpinang. 

Data di analisis menggunakan uji Chi Square untuk menentukan hubungan antara penggunaan TikTok dan kesehatan mental. Hasil penelitian menunjukan adannya hubungan signifikan antara penggunaan TikTok dengan tingkat stres dan kecemasan pada remeja. Remaja yang menggunakan tiktok secara intensif cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan yang tinggi.


Faktor yang memicu kecemasan adalah fenomena perbandingan sosial remaja yang seringkali membandingkan diri mereka dengan kehidupan yang di tampilkan pada media sosial TikTok. Selain itu, banyak remaja yang mengalami "Fear of Missing out" FOMO, yang merupakan kondisi dimana seorang takut ketinggalan trend/ informasi yang sedang ramai di bicarakan. Tekanan untuk selalu terhubung dan di perhatikan di media sosial menciptakan beban yang berat dalam psikologisnya. Remaja merasa harus selalu aktif dan menghasilkan konten menarik agar tetap releven, yang dapat menyebabkan kecemasan berlebihan.


Health Belief Model merupakan suatu model yang digunakan untuk menggambarkan kepercayaan/keyakinan  individu terhadap perilaku hidup sehat. Berdasarkan hal tersebut pendekatan Health Belief Model dalam penelitian ini memberikan pengaruh terhadap perilaku/ rasa percaya terhadap kesehatan mental remaja terkait penggunaan media sosial TikTok. 

Dengan meningkatkan kesadaran tentang akan risiko yang di hadapi dan pengurangan penggunaan media sosial pada remaja dalam menjaga kesehatan mental mereka secara lebih efektif. Untuk menjaga Kesehatan mental, pentingnya bagi remaja untuk membatasi waktu penggunaan media sosial TikTok dan memilih konten yang positif, kehadiran orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung anak mereka dengan memberikan pemahaman mengenai dampak media sosial.


Dengan demikian, media sosial TikTok memiliki dampak positif dan negatif jika digunakan dengan cara yang benar dan salah. Perhatian terhadap kesehatan mental juga menjadi prioritas agar para remaja dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial.


Referensi


Mardiana, D. M., Nova Mardiana, and Maryana Maryana. "Hubungan Penggunaan Media Sosial Tiktok terhadap Kesehatan Mental Remaja." Jurnal Penelitian Perawat Profesional 6.1 (2024): 183-190.

 

Reny Ambar Kumalasari

Univesitas Aisyiyah Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun