Aku bukanlah orang yang suka menghardik, tapi rindu ini rasanya begitu menggigit. Sesak dalam dada, meski tlah ku coba melupakannya. Rindu begitu menyeruak, berusaha dalam hati memberontak.
Meski ego memaksa mengubur rindu yang tumbuh subur dalam hati, aku tak tau mengapa dia begitu kukuh mengusik, menggelitik dalam hati yang begitu hening.
Meski malam terus berganti, pagi terus datang menghampiri. Rindu ini tak pernah hilang dalam diri. Meskipun aku tak tau kenapa ini terus terjadi.Â
Aku tak tau lagi harus apa, rindu semakin menyesakkan dada. Meski begitu manis, tapi ini bukan lah kenyataan yang begitu harmonis.
Namun aku tak kan pernah Menyerah, aku akan terus berusaha. Karena rindu ini terlarang bagiku dan bukan lagi menjadi hakku.
Aku tau bermimpi memang menyenangkan, namun aku juga harus ingat untuk bangun dari mimpi dan berusaha menerima kenyataan.
Kini kau tak lagi bersamaku, rindu ini pun tak pantas lagi menjadi milikku. Meski kau tetap baik, namun perasaan mu kini berbeda terhadap ku. Aku harus bisa memahami itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H