Tulisan  ini menjadi awal langkah salah satu ambisiku muncul dan berkecamuk dalam pikiranku. Jika kalian tak mengenalku, maka jangan sekali-kali penasaran denganku. Karena kalian akan kecewa saat tau seperti apa dan seburuk apa diriku. Rasanya kata kiasan apapun tak cocok buatku. Seperti badai yang tak diinginkan langit, layaknya tanah yang dihardik oleh manusia. Itu pun masih terlalu halus buatku.
Aku, menjadi apapun diriku, rasanya masih belum cukup buatku. Meski banyak kata keluar, tenaga terkuras, dan keringat bercucuran. Namun, jika ada kata lain dari kerja keras, mungkin aku akan lebih menggunakannya untuk sekedar menghibur suasana hatiku.
Ambisi menjadi kata yang seakan menghardik diri ini kala mengesampingkan banyak hal penting demi sebuah tujuan yang sebelumnya telah tertancap tajam dalam nurani. Ketidakpuasan diri menjadikanku pribadi yang bisa dibilang tak ingat rasa terima kasih. Segala usaha yang kulakukan semata mengejar apa yang sedang ada di depan mata dan sudut pandangku. Bahkan jika perlu merangkak, aku akan lakukan itu. Asalkan apa yang aku tuju itu tercapai dan kepuasan diri menerpaku.
Harapan ini menjadi kedokku saat orang-orang memandangku sebagai individu yang egois. Keinginan yang terus bertambah, menghalalkan segala cara, menghabiskan waktu dan usia. Hal itu rasanya tak dapat memberiku sebuah tamparan besar dalam hidup hanya untuk sekedar berhenti sejenak.
Kapan selesai? Entahlah, aku juga tak tau itu. Karena jika kalian tau, setiap keinginanku terlaksana satu, maka keinginan-keinginan lainnya turut berdatangan antri. Seakan terima kasih pada diri menjadi hal yang mustahil buatku. Menurut orang-orang, aku harus belajar banyak dari apa yang telah aku lalui. Dan menyarankan sejenak untuk hati dan pikiran beristirahat dari segala ambisi dan harapan yang menumpuk.
Selesai memang kata yang indah, selalu dicari-cari oleh semua orang. Menjadi akhir perjalanan manusia. Terakhir kali aku merasakannya saat ambisi pertamaku terselesaikan. Setelahnya? Aku tak pernah mendengar dan merasakannya lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H