Dampak Psikologis pada Anak Korban Bullying
Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain. Anak yang menjadi korban bullying kerap mengalami dampak psikologis yang serius dan berkepanjangan. Salah satu dampak utama adalah penurunan rasa percaya diri. Anak yang sering dibully cenderung merasa rendah diri, tidak berharga, dan selalu ragu dengan kemampuan diri mereka sendiri.
Selain itu, korban bullying juga sering kali mengalami kecemasan dan depresi. Mereka mungkin merasa takut untuk berinteraksi dengan teman sebaya atau bahkan dengan lingkungan di sekitar mereka. Kecemasan ini dapat berlanjut hingga dewasa, menyebabkan masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Lebih lanjut, anak korban bullying dapat mengalami gangguan tidur. Mereka sering kali merasa cemas saat malam hari, memikirkan peristiwa yang telah dialami atau takut akan kejadian serupa di kemudian hari. Gangguan tidur ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar di sekolah.
Dampak lain yang tidak kalah penting adalah keterisolasian sosial. Anak-anak korban bullying sering merasa terpinggirkan dan cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Mereka merasa kesulitan untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain karena trauma yang dialami.
Bullying bukan hanya persoalan sesaat, tetapi dapat berdampak panjang pada kesehatan mental anak.
Sumber:
Santrock, J. W. (2011). Life-span development. Jakarta: Erlangga.
Rigby, K. (2003). Consequences of bullying in schools.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H