Perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi di era digital saat ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemajuan ini, media dan pengaruh teman sebaya juga dapat menjadi faktor yang memicu perilaku menyimpang pada peserta didik. Peserta didik, yang berada dalam fase perkembangan dan pencarian jati diri, sangat rentan terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya, termasuk media dan teman-teman sebaya. Artikel ini akan membahas bagaimana pengaruh negatif dari media dan teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku menyimpang pada anak-anak dan remaja.
1. Pengaruh Negatif Media
Media, terutama media sosial, televisi, dan internet, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan peserta didik. Namun, jika tidak digunakan secara bijak, media dapat memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap perilaku mereka.
Paparan terhadap Konten Tidak Sesuai: Banyak peserta didik yang tanpa disadari terpapar oleh konten kekerasan, pornografi, atau informasi yang mempromosikan perilaku destruktif melalui media sosial atau platform hiburan. Menurut penelitian oleh Anderson et al. (2017), paparan terhadap kekerasan di media dapat meningkatkan agresivitas dan perilaku antisosial pada anak-anak dan remaja .
Pengaruh dari Selebritas dan Influencer: Anak-anak dan remaja sering mengidolakan selebritas atau influencer yang mereka lihat di media sosial. Sayangnya, tidak semua panutan tersebut memberikan contoh yang baik. Beberapa dari mereka mungkin mempromosikan gaya hidup konsumtif, hedonistik, atau bahkan penggunaan obat-obatan dan minuman keras, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku peserta didik.
Cyberbullying: Media sosial juga menjadi tempat berkembangnya cyberbullying, di mana peserta didik bisa menjadi korban atau pelaku. Dampak dari cyberbullying ini bisa sangat serius, termasuk depresi, penurunan harga diri, hingga percobaan bunuh diri pada korban. Smith et al. (2018) menemukan bahwa cyberbullying lebih merusak daripada bullying secara langsung karena dapat dilakukan tanpa batasan waktu dan tempat .
2. Pengaruh Teman Sebaya
Di luar media, teman sebaya juga memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk perilaku anak dan remaja. Tekanan dari teman sebaya sering kali menjadi salah satu faktor yang paling menentukan apakah seorang anak akan terlibat dalam perilaku menyimpang atau tidak.
Tekanan untuk Mengikuti Perilaku Negatif: Peserta didik yang berada dalam kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku menyimpang, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau berperilaku agresif, cenderung ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Sebuah studi oleh Steinberg (2019) menunjukkan bahwa remaja cenderung lebih mudah terpengaruh oleh teman sebaya dalam pengambilan keputusan, terutama dalam situasi yang melibatkan risiko .
Pengaruh Peer Group: Kelompok teman sebaya yang mendukung perilaku menyimpang, seperti kenakalan remaja, tawuran, atau mencuri, seringkali memberikan pengaruh kuat bagi peserta didik. Hal ini terjadi karena keinginan untuk diterima dan menjadi bagian dari kelompok. Mereka yang menolak untuk terlibat dalam perilaku tersebut bisa saja mengalami tekanan, intimidasi, atau dikucilkan dari kelompoknya.
Kurangnya Dukungan Sosial Positif: Beberapa peserta didik yang kurang mendapatkan dukungan dan perhatian dari keluarga atau guru mungkin mencari dukungan tersebut dari kelompok teman sebaya. Sayangnya, jika lingkungan teman sebaya mereka tidak memberikan pengaruh positif, hal ini justru dapat memperkuat perilaku menyimpang.