Nama : Reno Roger Collins
NIM : 2410416110022
Kelas : C
Dosen pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si.
Program Studi : S1 Geografi
Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Mata Kuliah : Pengantar Lingkungan Lahan Basah
PTN : Universitas Lambung Mangkurat
Apakah Anda pernah mendengar kata 'lahan basah'? Mungkin yang terbayang pertama kali adalah kawasan yang terus-menerus tergenang air atau tanah yang lembap dan berlumpur. Namun, lahan basah memiliki makna yang jauh lebih luas. Ini merupakan ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati, memiliki peran penting dalam pengendalian banjir, serta berfungsi sebagai penyaring polutan di air. Lantas, apa yang sebenarnya membuat lahan basah begitu luar biasa?
Lahan basah adalah area yang secara berkala atau terus-menerus tergenang air, berperan sebagai tempat penampungan air dan memiliki ciri khas yang memadukan unsur daratan dan perairan. Berbagai ekosistem dapat digolongkan sebagai lahan basah, seperti rawa, hutan bakau, perairan payau, kawasan yang rawan banjir, hutan rawa, serta wilayah serupa lainnya.
Ekosistem lahan basah memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan alam dan mendukung kehidupan manusia. Di Banjarmasin, khususnya di wilayah Kecamatan Banjarmasin Tengah, khususnya di Kelurahan Pekapuran Laut, Antasan Besar, Sungai Baru, Kertak Baru Ilir, dan Kertak Baru Ulu, lahan basah memainkan peranan penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan kesejahteraan penduduk setempat. Tulisan ini akan mengulas bagaimana lahan basah di daerah tersebut dimanfaatkan, serta langkah-langkah yang diambil untuk pengelolaan berkelanjutan. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan lahan basah di Kecamatan Banjarmasin Tengah:
1. Pemanfaatan Lahan Basah sebagai Pariwisata
Penggunaan lahan basah untuk tujuan pariwisata mengacu pada pemanfaatan area seperti Patung Bekantan dan Taman Siring Nol Kilometer sebagai destinasi wisata, di mana pengunjung dapat menikmati keindahan alam, keragaman hayati, serta nilai-nilai budaya yang ada di wilayah tersebut. Konsep ini mencakup penyediaan sarana dan aktivitas yang dirancang agar wisatawan bisa menikmati lingkungan lahan basah, sembari memastikan bahwa efek negatif terhadap ekosistem diminimalkan dan keberlanjutannya tetap terlindungi.
2. Pemanfaatan sebagai Wisata Susur Sungai
Wisata menyusuri sungai telah menjadi salah satu atraksi unggulan di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan menggunakan kelotok, yaitu perahu bermesin, wisatawan dapat mengeksplorasi Sungai Martapura di kawasan Siring Menara Pandang. Perjalanan ini dimulai dari dermaga siring, yang sering menjadi lokasi pasar terapung, dan membawa pengunjung berkeliling menikmati pesona kota Banjarmasin.
3. Pemanfaatan sebagai Wisata Kuliner
Bergeser sedikit ke wilayah Kelurahan Kertak Baru Ilir, Jl. RE Martadinata dapat kita jumpai tempat kuliner yang berada di dekat Sungai Martapura yang dapat memberikan pengalaman bagi para pengunjungnya sensasi makan di dekat air dengan pemandangan sungai yang sangat mamanjakan mata. Kebanyakan pengunjung mengunjungi danau wisata ini pada hari libur bersama keluarga, sahabat, dan rekan kerja.
4. Pemanfaatan sebagai Sarana Penghubung Transportasi
Jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara Jalan Pasar Pagi dan Jalan Teluk Kelayan. Keberadaannya mempermudah pergerakan penduduk, distribusi logistik, serta transportasi barang di antara kedua ruas jalan tersebut.
Dari hasil observasi langsung di lapangan, saya dapat menyimpulkan bahwa wilayah lahan basah di Kecamatan Banjarmasin Tengah, khususnya di Kelurahan Pekapuran Laut, Antasan Besar, Sungai Baru, Kertak Baru Ilir, dan Kertak Baru Ulu, memiliki potensi yang signifikan untuk dikembangkan dalam berbagai sektor seperti ekonomi, pariwisata, serta wisata kuliner. Namun sayangnya, belum memiliki potensi yang siginifikan dalam sektor seperti pertanian, hortikultura buah, holtikultura sayur, peternakan, dan permukiman.
Lahan basah di Kecamatan Banjarmasin Tengah, khususnya di Kelurahan Pekapuran Laut, Antasan Besar, Sungai Baru, Kertak Baru Ilir, dan Kertak Baru Ulu, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dan mendukung kehidupan manusia. Berbagai pemanfaatan lahan basah telah dilakukan, seperti penggunaan sebagai destinasi wisata, wisata susur sungai, wisata kuliner, dan sarana penghubung transportasi. Meskipun potensi ekonomi dan pariwisata telah teridentifikasi, masih perlu perhatian lebih lanjut untuk mengembangkan sektor pertanian, hortikultura buah, hortikultura sayur, peternakan, dan permukiman.
Dengan demikian, penting untuk mengelola lahan basah secara berkelanjutan agar keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat setempat dapat terjamin. Langkah-langkah yang diambil harus mempertimbangkan keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan lingkungan hidup. Dengan strategi pengelolaan yang tepat, lahan basah di Banjarmasin dapat menjadi sumber daya yang sangat berharga bagi masyarakat setempat dan lingkungan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H