Untuk  meningkatkan motivasi dan konsentrasi belajar di kelas X E7, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dihadapkan pada tantangan klasik: jam siang. Saat matahari mencapai puncaknya, peserta didik cenderung mengalami penurunan fokus dan semangat, menghadapi kebosanan yang umumnya muncul pada jam-jam ini.
Menghadapi masalah ini, sekolah tersebut memperkenalkan sebuah metode pembelajaran yang kreatif dan menyegarkan: Metode Talking Stick. Metode ini bukanlah hal yang baru, namun penerapannya dalam konteks kelas PPKn dapat menjadi terobosan yang signifikan.
Prinsip dasar dari Metode Talking Stick adalah memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara dengan menggunakan tongkat kecil atau objek yang disepakati sebagai simbol kepemilikan bicara. Ketika seseorang memegang tongkat tersebut, yang lainnya harus mendengarkan dengan penuh perhatian. Ini mempromosikan partisipasi aktif dari setiap individu dalam pembelajaran.
Konteks kelas PPKn, Metode Talking Stick menawarkan peluang emas untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam diskusi tentang paham kebangsaan, nasionalisme, dan menjaga NKRI. Dengan berbicara secara bergantian, siswa memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat, mengajukan pertanyaan, serta merespons materi pelajaran dengan lebih aktif.
Metode Talking Stick juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menghargai keragaman pendapat. Setiap siswa merasa dihargai dan didengar, sehingga meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk berpartisipasi dalam proses belajar-mengajar.
Menerapkan Metode Talking Stick, kelas X E7 tidak hanya berhasil mengatasi tantangan jam siang yang seringkali membosankan, tetapi juga berhasil menciptakan suasana belajar yang dinamis dan menyenangkan. Siswa-siswa tidak lagi merasa terjebak dalam rutinitas monoton, namun justru merasa termotivasi untuk aktif berpartisipasi dan menggali pemahaman lebih dalam tentang materi PPKn.
Penerapan Metode Talking Stick dalam pembelajaran PPKn di kelas X E7 merupakan contoh nyata bagaimana pendekatan kreatif dapat mengubah dinamika belajar-mengajar menjadi lebih produktif dan menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kesungguhan dan inovasi, tantangan apapun dalam proses pendidikan dapat diatasi dengan cara yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H