Mohon tunggu...
Renny Damayanti Mallon
Renny Damayanti Mallon Mohon Tunggu... -

Seorang profesional yang berkarir di salah satu high tech company - di daerah Silicon Valley, CA, USA.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Ketakutan Kita Bahwa Ex-Wni Etnis Tionghoa Akan "Merajalela" Kalau Dwi Kewarganegaraan Digoalkan Benar-benar Beralasan?

15 Januari 2014   09:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum saya lanjutkan penulisan ini, saya rasa ada baiknya bila saya menjelaskan bahwa saya bukan politikus, bukan pula pengamatnya, tidak sedang mengikuti pemilihan dari tingkat RT atau pun presiden, dan tidak punya dasar pendidikan yang cukup tentang itu.

Penulisan saya hanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi semata.

Saya juga bukan keturunan China atau yang sekarang lebih lazim disebut etnis Tionghoa .. saya pribumi asli berasal dari ranah Minang ..

Mari kita memulainya dengan kembali ke beberapa dekade yang lampau .. Di saat mana etnis Tionghoa 'SEPERTI' tidak diperbolehkan masuk dalam jajaran pemerintahan, tidak boleh jadi ABRI, tidak ada yang mau merekrut jadi guru SD, SMP, maupun SMA.

Lalu bila kita lihat hasil PMDK, Sipenmaru, atau apalah namanya dulu itu, 'JARANG' sekali etnis Tionghoa diterima di perguruan tinggi negeri apalagi bisa atau boleh jadi dekan atau rektornya.

Memang tidak ada peraturan tertulis yang absah hukum yang menyatakan itu, tapi sepertinya pengecualian ini menjadi kenyataan se-hari2 di Indonesia pada waktu itu.

Menurut saya masuk akal bila dalam kesempitan ruang gerak maka para etnis Tionghoa ini berbondong2 menjadi pengusaha atau pemilik perusahaan .. adalah hak hakiki seseorang untuk survive dan Allah SWT membekali setiap manusia dengan naluri surviving itu sejak lahir.

Ya tidak salah dong, kalau mereka akhirnya membanjiri universitas2 swasta terkenal di Indonesia atau malah ber-bondong2 sekolah di luar negeri.

Sekedar analisa sederhana saja dari saya, mungkin dulunya penyempitan itu dimaksudkan agar titik-titik rawan pekerjaan seperti jadi gubernur, walikota, pimpinan ABRI, dekan, rektor universitas negeri tetap berada di tangan orang Indonesia asli (Pribumi / Melayu) .. entah apa maksudnya ..

Tapi ada yang terlupakan bahwa perkembangan dunia memberi kenyataan lain, justru para pengusaha lah yang bisa membolak-balikan dunia ini dengan kekuatan uangnya ..

Bayangkan saja, bila Bill Gates, Warren Buffet, Walton Family, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Carl Ichan, dan yang lain2nya itu ngambek .. apa yang bisa dilakukan oleh Obama dan para pimpinan militer US? .. Perekonomian bisa terhenti dan pergerakan keuangan sebuah negara akan tertunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun