Jikalau saja alam di sana diakrabi dengan baik dan ramah oleh manusia-manusia, sudah pasti Pulau Timor akan kembali harum dengan wewangian cendana. Dan hutan yang dulunya sangat ditakuti para penjajah karena dikejar oleh raja-raja bersama para prajuritnya ketika berperang mengusir para penjajah, masih perawan dan sangat kental eksotiknya seperti gadis Timor yang terkenal keriting dan cantik kulit, manis seperti tuak.
Saya pun kembali merindukan wangi cendana yang dulunya menghiasi dunia dan menarik bangsa penjajah untuk datang menjajah Pulau Timor dan Indonesia karena terkenal rempah-rempahnya. Juga saya merindukan hutan yang dulunya menghasilkan madu alamiah khas Timor.
Tapi, sekarang, tanaman cendana dan hutan sudah dimusnahkan manusia-manusia biadab yang tidak memiliki adab.
Selepas menerima telepon dari sanak saudara dan kerabat yang bermukim di Timor bagian Barat, saya pun teringat pesan bernas dari pencipta, penulis dan penyanyi kondang, Ebie G. Ade.
Lagu berjudul, "Untuk Kita Renungkan", sungguh menyayat hati, lantaran saudara-saudara saya di negeri ini, masih sering tertimpa bencana.
Untuk Kita Renungkan. Karya Ebiet G. Ade
Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat, ho-o
Singkirkan debu yang masih melekat