Mohon tunggu...
Rena Widyawinata
Rena Widyawinata Mohon Tunggu... Editor - Health Tech SEO Editor | Novel Editor & Proofreader

Having special interests on health issues and willing to write a simple explanation about it. __________________________________________________________________________________________ Live what you love. But Love what you Live is the most important and hardest thing to learn and do. Visit my blog at: www.spicesofmind.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kompetisi Tikus dan Kerbau

25 Januari 2012   04:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:28 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini kita memasuki tahun naga air yang konon katanya berarti merupakan tahun yang baik mengadakan perubahan. Naga dianggap sebagai hewan tertinggi yang ada dalam dua belas hewan lainnya, sehingga banyak orang yang menginginkan bisa punya anak pada tahun naga. Bagi orang tionghoa, mempunyai anak pada tahun naga, terlebih lagi anak itu adalah laki-laki, merupakan suatu kebahagiaan yang amat sangat. Namun begitu, meskipun naga adalah hewan tertinggi, naga merupakan satu-satunya hewan fiktif yang berada dalam urutan shio.

Selain kepercayaan mengenai tahun naga, terdapat pula dongeng mengenai urutan shio yang sejak dahulu diceritakan turun temurun oleh para keturunan Tionghoa. Cerita inipun saya dengar dari ayah saya

* * *

Pada suatu hari, terjadilah kompetisi untuk 12 binatang di hutan. Sang Dewa meminta mereka semua menghadapNya untuk suatu keperluan. Maka, kedua belas binatang itupun berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama di hadapan sang Dewa. Mereka pun secara berbondong berjalan menuju sang Dewa.

Kerbau berada di urutan pertama sedangkan si Tikus berada persis di belakang kerbau. Tibalah waktunya untuk mereka semua melintasi sebuah sungai yang dipenuhi oleh buaya. Tentu saja melintasi sungai dengan buaya di sekitarnya adalah hal yang menyeramkan dan sangat sulit bagi si Tikus. Maka dengan sifatnya yang licik, si Tikuspun meminta tolong pada kerbau untuk memberikan punggungnya sebagi tumpangan karena dia tidak mampu menyeberang. Kerbau pun mau saja memberikan tumpangan tersebut.

Ketika mereka sampai di seberang sungai, Tikus yang berada di atas kerbau segera saja melompat sehingga berhasil mendahului kerbau dan binatang lainnya, sehingga ia berhasil lebih dulu menghadap sang Dewa.

Cerita mengenai Tikus yang berhasil mengelabui kerbau ini, membuat orang yang lahir pada tahun tikus konon katanya memiliki sifat licik yang dimiliki Tikus pada saat perlombaan. Tapi siapa yang tahu kebenarannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun