Biasanya, awal hari, awal minggu, awal bulan, bahkan awal tahun diharapkan untuk selalu membawa sesuatu yang baru pula. Begitu pula dengan yang terjadi di awal minggu ini. Khususnya bagi saya. Setelah Senin lalu mendapati bahwa bus APTB dilarang masuk Jakarta, Senin pagi ini saya kembali mendapatkan kejutan. Pemandangan yang berbeda saya temukan di halte Transjakarta.
Apa yang biasa Anda temui di halte Transjakarta? Bangku, tempat sampah, kipas angin, dan layar monitor. Mungkin, di beberapa halte terdapat juga vending machine. Itu semua masih sama. Yang baru adalah layar monitor yang kini menyala.
[caption caption="Monitor Informasi Transjakarta. Source: dok. pribadi"][/caption]Ya, pagi ini di halte Semanggi, monitor itu menyala. Entahlah, apa baru pagi ini atau sebenarnya sudah lama, mata ini baru sempat memperhatikan hari ini. Apa yang ditayangkannya? Siaran berita pagi? Atau iklan layanan masyarakat? Bukan. Yang ditayangkan lebih penting dari itu, setidaknya bagi para penumpang Transjakarta. Monitor itu menampilkan jadwal serta posisi armada Transjakarta di koridor yang dilewati. Ya, seperti monitor yang di bandara itu. Norak ya? Biarlah.
Di tayangan tersebut, kita dapat melihat posisi armada, waktu kedatangan di halte, jumlah armada yang menuju halte berikut nomor armada Transjakarta, serta salip-menyalip yang mungkin terjadi antara armada Transjakarta. Wow! Saya benar-benar norak kali ini. Tapi, biarlah. Saya telanjur senang dengan berfungsinya monitor di halte ini.
Lantas, apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan kejadian di lapangan? Sampai tadi, semua masih sesuai dengan informasi yang diberikan. Benar-benar menyenangkan! Sebagai pengguna armada transportasi ini, jelas tayangan ini sangat membantu. Membantu dari mana? Harus diakui, armada Transjakarta belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan transportasi warga Jakarta. Meski upaya penambahan armada pun terus dilakukan, penumpukan penumpang di halte-halte tertentu karena transportasi kebanggaan Jakarta ini tak kunjung lewat tetap tak dapat dihindari.
Apa yang ada dalam pikiran Anda ketika sudah menanti 15 menit di halte, namun bus itu tak kunjung menjemput Anda? Cemas, bingung, muncul pertanyaan “Ada bus nggak, sih?”, “Masih lama nggak, sih?”, “Udah di mana sih busnya?”. Dengan adanya tayangan tersebut, penumpang Transjakarta kini tak perlu lagi berharap-harap cemas menanyakan pertanyaan itu. Semua terpampang di monitor. Tak ada lagi harapan palsu. Mengobati kesal karena bus tak kunjung datang mungkin tak dapat dilakukan oleh tayangan itu. Namun, kepastian yang diberikan tentu tetap memberikan kelegaan. Karena kadang, yang kita butuhkan hanya kepastian bukan? :')
Selamat hari Senin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H