Mohon tunggu...
Renno Hadi Ananta
Renno Hadi Ananta Mohon Tunggu... -

An unpredictable man who love moment, kiss the memories, and keep the time. Comunicology UIN Sunan Kalijaga'15

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pacaran Dini?

2 Oktober 2015   11:14 Diperbarui: 2 Oktober 2015   13:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini akan membahas mengenai pergeseran perilaku sosial jaman dulu dan jaman sekarang. Sebelum kita masuk kedalam materi, lebih baik jika kita mengetahui dulu apasih itu Perilaku Sosial? Perilaku Sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. menurut Max Webber Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah. Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran. Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langsung.

Referensi lain menyebutkan bahwa perilaku sosial merupakan fungsi dari orang dan situasinya. Dimaksudkan disini adalah setiap manusia akan bertindak dengan cara yang berbeda dalam situasi yang salam, setiap perilaku seseorang merefleksikan kumpulan sifat unik yang dibawanya ke dalam suasana tertentu yaitu perilaku yang di tunjukkan seseroang ke orang lain. Sekiranya begitu pengertian singkat mengenai Perilaku Sosial.

Dalam pembahasan kali ini saya mengusung tema tentang “Perbedaan Waktu Rasa Ketertarikan Manusia dengan Lawan Jenisnya”. Melihat sudah banyak sekali anak anak Sekolah Menengah Pertama atau bahkan anak anak Sekolah Dasar yang sudah mengenal atau bahkan sudah sangat akrab sekali dengan dunia yang sebenarnya belum saatnya mereka masuki, yaitu tentang dunia cinta dan perasaan ketertarikan, itu menjadi latar belakang saya untuk membahas hal tersebut.

Saya rasa, perilaku menyukai lawan jenisnya pada masyarakat saat ini sudah berubah dan bergeser, seperti mengalami percepatan. Memang pada dasarnya tertarik pada lawan jenisnya adalah naluri dalam setiap diri manusia. Namun pada faktanya, pada jaman sekarang anak anak kecil sudah mengakui dan tidak segan lagi untuk memperlihatkan ke publik. Padahal jika dilihat jaman dulu, berdasar informasi yang saya peroleh melalui beberapa percakapan dengan orang yang sudah dewasa, mereka mengaku jika kehidupan mereka waktu kecil hanya diisi oleh bermain dan belajar, tak ada saatnya untuk merasakan apa itu jatuh cinta dan tertark pada lain jenisnya. Mereka juga merasa jika pubertas yang dialami oleh anak anak jaman sekarang dirasa terlalu dini.

Beberapa peneliti menyatakan jika usia pubertas pada anak anak sekiranya dimulai pada usia 9-14 tahun. Memang pada masa pubertas sudah bisa merasa tertarik pada lawan jenisnya, tapi fakta di lapangan berkata berbeda. Tingkah laku yang dilakukan oleh anakaanak usia tersebut sudah sangat jauh dari apa yang seharusnya mereka lakukan yaitu bermain dan belajar. Mereka sudah mengenal pacaran dan cemburu.

Jauh berbeda dengan seperti ini. Dengan siaran acara yang berisi tentang cerita cinta dan hubungan atara lelaki dan perempuan akan memicu rasa penasaran pada anak anak yang besar, karena pada hakikatnya juga anaka anak mempunyai rasa penasaran yang sangat luar biasa juga. Dan faktor lain bisa jadi karena pengawasan orang tua yang kurang sehingga anak anak merasa bebas untuk melakukan apa yang mereka sukai, pacaran contohnya. 

Hal ini jelas membuktikan bahwa perilaku sosial jaman sekarang sudah mulai bergeser, dalam konteks menyukai lawan jenisnya. Usia sudah tidak menjadi patokan kapan manusia bisa merasa tertarik oleh lawan jenisnya. Karena media media yang mempertontonkan banyak sekali adegan adegan tentang hubungan antgara dua manusia lelaki dan perempuan akan menjadi pemicu yang menyebabkan rasa penasaran bagi anak anak. Jaman yang dialami oleh orang dewasa, atau lebih dekatnya lagi orang tua kita. Mereka mengaku jika mulai berani mengungkapkan perasaan saat usia sudah beranjak dewasa, sekitar 17 tahun.

Banyak yang menyatakan jika kemudahan akses media dan apa yang media sorot akhir akhir ini menjadi penyebab utama anak-anak bisa semudah itu mengenal dunia percintaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun