Mohon tunggu...
Rennie Meyo
Rennie Meyo Mohon Tunggu... -

Seorang blogger di www.renniemeyo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[Cerpen] Pesan

30 Agustus 2016   16:52 Diperbarui: 30 Agustus 2016   17:14 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          “jangan pergi,,,, aku mau ngomong hal yang sangat penting ..” ucapnya dengan suara serak.

          Aku berdiri dengan ragu.

          Erick mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya. Secarik kertas putih. Dia mengulurkannya padaku. Dengan ragu aku menerimanya. Sekilas itu seperti sebuah alamat.

         “itu alamat rumahku dan Laura…” dia memberitahuku.

         “mas mau saya antarkan pulang…?” aku mencoba menebak.

          Dia menggelengkan kepalanya. “aku ingin…. Setelah aku mati nanti… kamu pergi kesana dan memberitahu mereka..”

         “saya..? tapi mas, saya ndak bisa…. Bulan depan saya akan menikah dengan Mas Arya… jadi …”

         “tolong….” Dia memohon.

         Aku terdiam. Tidak tau harus menjawab apa, karena aku tidak yakin bisa memenuhi permintaannya.

         “dan kalau nanti disana kamu bertemu dengan Laura…” dia menatap wajahku lekat. “tolong katakana padanya….. aku sayang banget sama dia… bahkan lebih dari yang dia pikir …” air matanya menetes lagi saat mengatakan itu. “aku yakin suatu hari nanti dia pasti bahagia…… tapi… katakana padanya… jangan lupakan aku…” suaranya semakin parau…. Dia menangis…. Terisak dengan bahu berguncang-guncang karena kesedihan. Tanpa sadar aku ikut menangis bersamanya. Seolah-olah bisa merasakan penderitaan yang sedang dialami nya.

         Tiba-tiba seseorang masuk kedalam kamar sempit itu. Dia Arya, calon suamiku. Dia menatap kami berdua tapi tidak bertanya tentang tangisan kami. Dia berpaling padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun