Mohon tunggu...
Rennata Heriatna
Rennata Heriatna Mohon Tunggu... blogger -

Seorang Blogger yang baru belajar menulis. Lihat tulisan saya yang lainnya di www.Rennata62.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Dunia ke 3, Sudah Siapkah Kita?

9 April 2017   19:46 Diperbarui: 10 April 2017   04:00 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selain uang untuk membiayai perang, negara- negara yang berperang juga membutuhkan makanan untuk tentara- tentaranya. Dan jika mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan tentaranya sendiri, otomatis mereka akan membeli makanan dalam jumlah besar dari negara- negara yang memiliki stock makanan. Inilah masalah kedua.

Singkatnya seperti ini. Negara A adalah negara agraris yang memiliki lumbung makanan dan merupakan eksportir bahan- bahan makanan ke negara- negara disekitarnya. Banyak negara yang menjadi langganannya. Tapi kemudian perang meletus dan melibatkan negara B. Karena tentaranya memerlukan makanan, negara B mengimport bahan- bahan makanan dari negara A dalam jumlah besar sehingga negara- negara yang biasa mengimport makanan dari negara A tidak kebagian jatah impor dan mengalami krisis  makanan. Pertanyaannya, Indonesia itu negara A atau negara B? atau justeru Indonesia merupakan negara yang akan kelaparan?

Indonesia adalah negara agraris yang sangat kaya. Baik sumber daya alam, sumber daya mineral, ataupun sumber daya manusianya. Tanahnya subur, airnya bersih, bahkan kondisi alamnya mendukung untuk melakukan apapun. Namun sayangnya, walaupun negara agraris, jumlah petani di Indonesia semakin tahun jumlahnya semakin timpang hingga akhirnya Indonesia memutuskan mengimport bahan makanan. Salah satu alasan jumlah petani timpang adalah: lahan pertanian yang semakin sedikit dan kesejahteraan petani yang semakin minus hingga mengakibatkan banyak generasi muda memutuskan untuk menjadi karyawan atau pengusaha ketimbang petani. Padahal, ini bibit permasalahannya.

Jika memang Perang Dunia ke 3 benar- benar terjadi, mungkin uang tidak akan memiliki nilai sebesar saat ini. Karena bukan itu yang di butuhkan. Seperti dikatakan diawal, bahan makananlah yang menjadi berharga. Kenapa? Karena jumlah bahan makanan sedikit, rakyat semakin banyak, dan negara tidak lagi bisa mengimport bahan makanan. Akan tiba saatnya dimana negara- negara pengeksport bahan makanan akan menyimpan makanan untuk dirinya sendiri. Lalu bagaimana dengan negara yang selalu mengimport bahan makanan? Kelaparan.

Jika besok perang dunia tiba- tiba terjadi, secara otomatis nilai mata uang akan berubah. Segalanya menjadi mahal, semakin banyak praktek korupsi, orang miskin makan tanah, demo, anarki, dan mungkin setelah itu uang tidak akan berguna lagi. Harta sebenarnya menjadi sepiring nasi.

Pernah tidak puasa saat hari pertama bulan ramadhan? Menjelang siang perut mulai lapar tapi tidak ada makanan apa- apa dirumah. Oke, nyari makan diluar. Tapi ternyata, tidak ada warung makan yang buka. Semakin lelah mencari, semakin menjadi laparnya. Apa yang kita rasakan? Menderita. Sebanyak apapun uang yang ada di kantong serasa tidak ada gunanya ketika tidak ada makanan. Bahkan mungkin sebagian dari kita akan memilih restoran mahal untuk menghilangkan lapar. Jika setengah hari saja sulitnya seperti itu, apa yang akan terjadi jika ini berlangsung dalam waktu yang lama?

Jika saat ini mereka yang korupsi adalah musuh banyak orang, mungkin jika saatnya tiba, mereka akan dibiarkan begitu saja. Karena semua orang tahu bahwa uang tidak bisa dimakan. Orang- orang akan lebih sibuk menghakimi maling ayam ketimbang koruptor karena mereka tahu seekor ayam dapat menyambung hidup mereka walaupun hanya sehari.

Banyak orang akan menjual kendaraan yang berderet- deret dirumahnya demi mendapatkan beras 10 karung. Kasih sayang hanya untuk satu keluarga. Ngapain kamu minta makan sama saya? Emang keluarga kamu mana? tidak ada kasih sayang karena semua orang dalam keadaan serba sulit dan serba kekurangan.

Tidak ada yang menghendaki tarjadinya perang. Namun kita semua menyadari, bahwa ada banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan. Ada terlalu banyak hal yang hanya Sang Pencipta saja yang bisa mengendalikan. Dan jika itu terjadi, apalah daya kita?

Mungkin kalian akan mengatakan saya ini seorang pengkhayal. Karena tidak mungkin perang dunia ke 3 itu terjadi. Dan bisa saja saya cuma mengada- ada.  Oke, tidak apa- apa. Tapi apakah ada orang yang sudah memikirkan kearah sana hingga mampu memberikan kita semua peringatan untuk lebih waspada?

Apa yang sudah kita lakukan selama ini? menabung? Sekolah setinggi eksosfer? Karir gemilang? Ataukah hidup bergelimang harta? Apa yang ada di dunia sekarang ini seakan- akan membuat sebagian dari kita terlena sehingga tidak lagi memikirkan apa yang seharusnya kita persiapkan untuk hari esok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun