Penentuan kekerasan total dengan metode analisis gabungan menggunakan larutan standar Na2EDTA dan indikator EBT. Jika indikator EBT ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion Ca 2+ dan Mg 2+ pada pH 10 0,1, larutan berubah menjadi merah anggur. Titrasi selanjutnya dengan Na2EDTA menghasilkan perubahan warna dan kombinasi ion Ca 2+ dan Mg 2+. Hal ini ditunjukkan dengan warna biru pada larutan  merah anggur yang merupakan titik akhir titrasi.
3. Gravimetri
Metode gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang umumnya dinyatakan sebagai:
aA + pP AaPp
"a" adalah koefisien reaksi ekuivalen dari  reaktan analit (A) dan "p" adalah koefisien reaksi ekivalen dari reaktan pengendap (P), yaitu rumus molekul reaksi kimia yang dihasilkan dari  reaksi dimana AaPp tergolong sedikit larut (pengendapan) dan beratnya dapat diukur secara akurat setelah proses pencucian dan pengeringan.  Reaktan pengendapan P umumnya ditambahkan secara berlebihan untuk mencapai proses pengendapan yang sempurna. Misalnya pengendapan ion Ca2+  menggunakan reaktan pengendapan ion oksalat C2O42- dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut.
Reaksi yang menyertai pengendapan: Ca2+ + C2O42- Â CaCO4 (s)
Reaksi yang menyertai pengeringan: CaCO4 CaO +CO2 + CO
Metode gravimetri pada dasarnya dapat dilakukan dengan  cara sebagai berikut:
a) Metode evaporasi gravimetri, Â Untuk Misalnya, mengukur kadar air. (Air kristalisasi atau air yang ada di dalam biji).
b) Analisis gravimetri elektrolitik, Zat yang akan dianalisis ditempatkan dalam sel elektrolitik. Setelah dilakukan elektrolisa, maka logam yang mengendap pada katoda selanjutnya dapat ditimbang.
c) Gravimetri metode pengendapan, menggunakan pereaksi yang akan menghasilkan endapan dengan zat yang dianalisa sehingga mudah untuk di pisahkan dengan cara penyaringan. Â Misalmya Ag+ diendapkan sebagai AgCl. Ion besi (Fe3+) diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang setelah dipisahkan, dipijarkan dan ditimbang sebagai Fe2O3.