Mohon tunggu...
Reni Zahrotul Badiah
Reni Zahrotul Badiah Mohon Tunggu... Guru - Guru TK PGRI KETANEN PANCENG GRESIK

Pendidik yang berdedikasi dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini. Menjadi guru adalah separuh dari Jiwa. Bukan hanya sekedar tugas dan kewajiban tetapi panggilan jiwa untuk mencerdaskan anak bangsa tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga Cerdas spiritual dan juga Emosional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pembelajaran Menggunakan APE Robot Pintar

7 Februari 2024   21:16 Diperbarui: 7 Februari 2024   21:22 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: Dokumentasi Penulis

Usia dini merupakan masa emas (Golden Age) dimana  otak anak dan semua aspek mengalami perkembangan sangat pesat sampai dengan 80 %, sehingga pemberian rangsangan pendidikan pada anak usia dini yang tepat sangat diperlukan, pendidikan juga memegang peranan penting karena lebih mengarah pada pembentukan karakter anak. Terdapat lima nilai karakter utama yang bersumber dari pancasila yang menjadi prioritas pengembangan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK); yaitu religius, nasionalisme, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan. Salah satu nilai karakter yang perlu di kembangkan pada anak usia dini diawal memasuki lembaga PAUD adalah nilai karakter mandiri, dimana nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita -- cita. Siswa yang mandiri memiliki etos kerja yang baik, tangguh, berdaya juang, profesional, kreatif,berani, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Dalam menanamkan nilai karakter pada anak usia dini harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan melalui media pembelajaran yang menarik sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati ( etik dan spiritual), olah rasa ( estetik), olah pikir (literasi dan numerasi) dan olah raga ( kinestetik ) sesuai dengan falsafah pancasila. Maka pendidik harus melakukan inovasi pembelajaran dengan menggunakan berbagai media terutama yang berada di lingkungan sekitar anak.

Diantara media yang banyak tersedia di lingkungan sekitar anak adalah barang bekas. Dengan semakin canggihnya teknologi maka segala sesuatu dikemas sangat menarik, namun sayangnya bekas kemasan tersebut seringkali dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan sehingga hal tersebut semakin menambah permasalahan lingkungan khususnya masalah sampah. Namun permasalahan menumpuknya sampah barang bekas yang ada dilingkungan sekitar ini bisa dirubah menjadi potensi jika sampah barang bekas tersebut dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran maupun Alat Permainan Edukatif ( APE). Dengan adanya APE yang menarik diharapkan dapat meningkatkan karakter mandiri melalui pembelajaran yang dilakukan dari permainan -- permainan yang ada dalam APE.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun