Mohon tunggu...
Yohana Reni Anggraeni
Yohana Reni Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi FISIP UAJY

Mari Mengulik

Selanjutnya

Tutup

Film

Iqbaal Ramadhan, Sosok Dilan dalam Film Dilan 1990 (2018): Pidi Baiq Setuju!

10 Desember 2021   02:07 Diperbarui: 10 Desember 2021   02:12 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
film Dilan 1990 (2018). dumber: medium.com

Novel Karya Pidi Baiq resmi diadaptasi 2018 silam dan menjadi sebuah film Indonesia yang mampu menarik minat penonton khususnya para remaja-remaja yang merasa terwakili dengan film tersebut

Film Dilan 1990 memang bukan menjadi film Indonesia pertama yang diadaptasi dari sebuah novel. Film karya Fajar Bustomi ini resmi dirilis pada 25 Januari 2018 yang telah diadaptasi dari novel karya Pidi Baiq dengan judul yang sama yaitu Dilan 1990. 

Film adaptasi memang sudah banyak dilakukan oleh pihak-pihak produksi perfilman. Banyak film Indonesia yang lahir dari adaptasi sebuah novel seperti halnya film Laskar Pelangi (2008) yang diadaptasi dari sebuah novel karya Andrea Hirata, Film Bumi Manusia (2019) yang diadaptasi dari novel karya Pramoedya Ananta Toer, Film Dear Nathan (2017) yang diadaptasi dari novel karya Erisca Febriani dan masih banyak lainnya. Film adaptasi ini biasanya memiliki setting yang sama dengan yang diadaptasi. Seperti nama tokoh, alur cerita bahkan tempat pun bisa disesuaikan. 

Berdasarkan Linda Seger dalam (Ardianto, 2014, h. 5) menyatakan bahwa adaptasi sendiri merupakan sebuah proses transisi, pengubahan, atau konversi dari satu medium ke medium lain. Film dan teks memiliki karakter yang berbeda, sehingga meskipun sudah disatukan akan tetap memunculkan sebuah perbedaan di dalamnya. 

Sedangkan berdasarkan Susan Hayward dalam (Ardianto, 2014, h.5) menyatakan bahwa film adaptasi (dari karya sastra) merupakan sebuah film yang ide ceritanya berangkat dari karya sastra (baik novel, cerpen, dan sebagainya), namun dalam penceritaannya muncul kemungkinan cerita baru yang tidak harus sama persis dengan karya aslinya. 

Film Dilan 1990 (2018)

film Dilan 1990 (2018). dumber: medium.com
film Dilan 1990 (2018). dumber: medium.com
Film Dilan 1990 merupakan contoh dari film adaptasi novel yang tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri dengan film adaptasi lainnya. Film yang resmi dirilis pada tanggal 25 Januari 2018  dengan sutradara Fajar Bustomi ini terlihat banyak diminati oleh khalayak khususnya para remaja yang sedang mengalami jatuh bangunnya sebuah hubungan. 

Pidi Baiq sebagai pencipta novel cerita Dilan 1990 ini memang telah mengemas alur cerita sebaik dan semenarik mungkin yang cocok untuk kalangan muda. Sebelum rilisnya film Dilan 1990 pun, novel karangan Pidi Baiq ini telah digandrungi banyak kaula muda, sehingga saat diberitakan kemunculan film Dilan 1990 para pecinta novel merespon dengan cukup antusias. 

Saat penayangan film Dilan 1990 yang secara serentak dilakukan di berbagai daerah akhirnya mendapatkan respon baik dari para penonton yang membuat film ini menjadi film terlaris sepanjang 2018 dengan penonton lebih dari 6 juta, tepatnya 6,3 juta penonton (berdasarkan katadata.co.id) menunjukan bahwa film Dilan 1990 berhasil tersampaikan kepada penontonnya. 

Pengambilan aktor Iqbaal Ramadhan (Dilan) dan Vanesha Prescilla (Milea) sebagai tokoh pemeran utama menjadi salah satu poin tambahan bagi film ini karena chemistry yang dibangun oleh Iqbal dan Vanesha sangatlah tersampaikan dan begitu menjiwai sehingga banyak dari penonton yang menonton film ini menjadi terbawa suasana. 

Gaya bahasa dan dialog-dialog romantis namun nyeleneh dari Dilan yang dibentuk berdasarkan gaya bahasa Pidi Baiq menjadi sesuatu yang unik dan banyak diikuti oleh para penontonnya. Seolah-olah pasangan Milea dan Dilan menjadi sebuah pasangan paling romantis dan membuat banyak iri pasangan remaja di luaran sana. 

Produser Falcon Pictures Frederica yang menaungi film Dilan 1990 ini memiliki alasan tersendiri memilih Iqbal Ramadhan sebagai sosok Dilan. 

Dalam kumparan.com dijelaskan bahwa Pidi Baiq sebagai pemilik karya Novel Dilan 1990 juga telah menyepakati bahwa Iqbal Ramadhan dipilih sebagai sosok Dilan dalam Film Dilan 1990. "Ayah (Pidi Baiq) yang paling tahu Dilan itu siapa, seperti apa, dan menurut dia Iqbaal itu dekat sama Dilan, mulai dari sosoknya, logat, cara bicara, penampilan merujuk pada Dilan", ucap Federica.

Pemilihan Iqbaal dan Vanesha merupakan sebuah keputusan yang telah disetujui oleh pemilik novel tersebut. Sehingga Chemistry yang mereka buat terasa nyata di realitas. Namun, ternyata pro dan kontra pun hadir saat diumumkannya Iqbaal sebagai tokoh Dilan di Film Dilan 1990. 


Dilan dalam film dan novelnya mencerminkan sebuah cowo nakal hobi tawuran dan merupakan panglima tempur dalam geng motornya ini akhirnya banyak menuai kritik karena dirasa Iqbaal tidak cocok dengan gaya Dilan yang seperti itu. 

Tidak berhenti sampai situ, penayangan film Dilan 1990 (2018) ini juga dirasa cukup berbeda dengan novel aslinya karena terdapat beberapa adegan di novel justru tidak ditampilkan di Film tersebut, meskipun memang secara keseluruhan atau garis besar film ini sudah menceritakan alur kisah Cinta Dilan dan Milea sesuai dengan Novelnya. 

Fajar Bustomi selaku sutradara dari film tersebut menanggapi bahwa terdapat beberapa adegan yang tidak ditayangkan karena film memiliki keterbatasan dalam durasi, sehingga mengharuskan Fajar Bustomi menghapus beberapa adegan di Novel. 

Meskipun terdapat beberapa peristiwa yang tidak ditampilkan, konsentrasi antara Dilan dan Milea tetap dipertahankan sehingga karakter Dilan dalam novel dengan film tetap terjaga. 

Jika dilihat secara keseluruhan, film Dilan 1990 yang merupakan adaptasi dari Novel karya Pidi Baiq dengan judul "Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990" cukup memuaskan. Keberhasilan film ini karena adanya hasil koordinasi yang intens antara sutradara yaitu Fajar Bustomi dengan sang pemilik novel yaitu Pidi Baiq. 

Daftar Pustaka

Ardianto, D.,(2014). Dari Novel ke Film: Kajian Teori Adaptasi sebagai Pendekatan dalam Penciptaan Film. Panggung, 24 (1), 16-24.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun