@ReniWind
Menanam, tidak ada yang sia-sia dari aktifitas ini.
Berhasil atau tidak, dalam konsep Islam ia tetap bernilai sedekah ila yaumil qiyamah.
Â
Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu memakannya baik manusia atau keledai atau burung kecuali akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat" (HR. Muslim).
Bahwa pada kenyataannya tanaman kita yang baru tumbuh tetiba menghilang atau mati, mungkin karena dimakan bekicot atau hewan yang lain, itu sudah sedekah.
Menanam merupakan amal jariyah yang akan terus mendatangkan pahala selama tanaman tersebut bermanfaat.
Menanam pohon yang lebih kuat yang tidak berbuah juga dapat menjadi pahala jariyah karena dapat mengurangi polutan dan konsentrasi karbondioksida. Selain itu, Â pohon tersebut bisa menjadi tempat tinggal bagi manusia dan hewan.
Menanam pohon yang berusia panjang dan senantiasa berbuah atau yang memiliki siklus hidup yang panjang bahkan bisa melipatgandakan pahala kita. Sebab kebermanfaatan pohon tersebut akan bisa dirasakan lintas generasi. Bagaimana tidak? Fungsi pohon sebagai pengikat CO2, penyumbang O2, pengikat air dan belum lagi manfaat buahnya akan bisa dirasakan oleh sekitarnya bahkan bisa jauh melampaui usia si penanam.
Pun demikian dengan tanaman kecil. Ia bisa jadi rumah atau habitat hewan-hewan kecil.
Sebagian disebut hama sebagian bukan, namun yakinlah, Allah tidak menciptakan mereka semua tanpa maksud. Itulah yang perlu kita cari tahu lebih jauh. Â Apa maksud mereka dihadirkan di tanaman kita, di kebun kita, di hidup kita.
Jadi dalam simpulan saya, menanam itu besar, kecil, berbunga, berbuah, atau tidak, kita tidak akan merugi.
Disaat biji itu mulai tumbuh, makhluk yang membutuhkan sangat mungkin sudah mencium bau pertumbuhan tunas baru yang segar. Jika makhluk itu memakannya itu sdh sedekah bagi kita walaupun dalam kehidupan ini ia disebut hama. Ini kita pahami setelah sudah terjadi ya. Bukan sebelum terjadi.
Meskipun dalam konteks lain (sebelum terjadi) kemudian tergantung pada penjagaan perawatan tanaman yang dimaksud.
Di dalam perjalanan atau proses menanam/berkebun kita bisa memahami satu hal, bahwa kita tidak akan pernah merugi bertanam karena apa yang kita tanam jika ia dimanfaatkan oleh makhluk lain (entah hama atau bukan) itu bernilai pahala.
Itulah salah satu basic, hal dasar atau kunci yang akan mengistiqamahkan kita dan memompa semangat untuk terus menanam/berkebun. Jadi, apakah kamu mau mencoba?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H