Mohon tunggu...
Renita Septin Hidayat
Renita Septin Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kebidanan

Saya adalah mahasiswa S1 Kebidanan Universitas Airlangga, saya suka membaca jurnal ilmiah dan artikel-artikel kesehatan terpercaya, serta mengikuti perkembangan terkini di bidang medis. Selain itu, saya juga tertarik pada aspek holistik kesehatan, meliputi nutrisi, olahraga, dan kesejahteraan mental. Konten favorit saya berupa artikel ilmiah yang terpercaya, buku-buku kesehatan yang ditulis oleh ahli, dan dokumentasi kesehatan yang informatif dan akurat. Saya bukan hanya sekadar membaca, tetapi juga secara aktif memproses informasi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun untuk membantu orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sandwich Generation pada Era Modern Kalangan Mahasiswa

12 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:01 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Generasi Sandwich adalah fenomena yang semakin banyak dikenal namun sering terabaikan di tengah hiruk-pikuk kehidupan mahasiswa modern. Istilah ini mengacu pada mereka yang terhimpit oleh dua tugas besar yaitu, membantu orang tua yang sudah lanjut usia sambil berjuang untuk merencanakan masa depan mereka sendiri. sebuah masalah yang tampaknya menunjukkan perbedaan antara kewajiban dan keinginan.

Belum lama ini, saya berbicara dengan seorang mahasiswa teknik yang harus bekerja sebagai barista paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Nama samaran Putri menceritakan bagaimana ia harus membagi waktunya antara kuliah, bekerja, dan memberikan uang kepada orang tuanya. Menurutnya, "Menjadi bagian dari generasi sandwich itu sulit. Saya harus memikirkan biaya yang akan ditanggung oleh saya sendiri, keluarga saya, dan orang tua saya. Meskipun saya merasa lelah, semua harus cukup." Kalimat tersebut menunjukkan bagaimana beban ganda itu harus diterima, bahkan oleh generasi muda yang seharusnya memiliki harapan untuk masa depan.

Mereka yang terkena fenomena generasi sandwich menghadapi banyak masalah saat merencanakan karir, pernikahan, dan masa depan mereka. Mereka juga mengalami perubahan fisik dan psikologis. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang cara generasi sandwich memengaruhi kehidupan sosial-ekonomi kontemporer, serta konsekuensi moral dan keagamaan yang mungkin ditimbulkannya.

Secara teoritis, banyak ajaran agama, termasuk Islam, mengatur kewajiban seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam ajaran Islam, seorang anak diharuskan untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya, terutama ketika mereka memasuki usia senja. Namun, banyak anak yang merasa terperangkap dalam dilema moral dan praktis---menjaga kesejahteraan orang tua dan keluarga mereka sambil juga berusaha mencapainya dalam kehidupan pribadi mereka---seiring dengan meningkatnya biaya hidup dan tuntutan dunia modern.

Meskipun demikian, kenyataannya tidak sesederhana itu. Sebagai contoh, menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi Indonesia akan mencapai 5,18% pada tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa generasi muda menghadapi banyak masalah saat mencari pekerjaan yang memadai. Tidak diragukan lagi, kondisi ini memperburuk keadaan generasi sandwich, yang sudah terhimpit oleh kewajiban keuangan terhadap orang tua dan keluarga mereka.

Dari pengalaman pribadinya, Putri menunjukkan bahwa generasi sandwich sering mengalami kelelahan fisik dan mental. Bekerja paruh waktu sambil mengejar gelar sarjana bukanlah hal yang mudah. Namun, banyak mahasiswa seperti Putri tidak memiliki pilihan selain menanggung beban ini, dan banyak dari mereka yang masih belum siap mental untuk menghadapi tantangan hidup seperti ini.

Menghadapi hal ini, beberapa orang mengusulkan agar generasi sandwich tidak hanya bertanggung jawab terhadap orang tua mereka, tetapi juga mencari cara untuk menyelaraskan pendidikan dan pekerjaan mereka. Banyak orang yang berpendapat bahwa generasi muda harus memiliki kebebasan yang lebih besar dalam merencanakan masa depan mereka dan belajar untuk menjadi lebih mandiri secara finansial tanpa bergantung terlalu banyak pada orang tua mereka. Namun, saran tersebut mungkin menambah beban mental dan fisik yang sudah cukup berat.

Selain itu, generasi sandwich meningkatkan ekonomi lokal, terutama di daerah yang sangat bergantung pada gaji anak-anak yang bekerja di kota-kota besar. Sebaliknya, fenomena ini menunjukkan bahwa ada perbedaan sosial yang semakin besar antara generasi muda dan generasi tua yang tidak lagi mampu bekerja. Di sini muncul pertanyaan besar: apakah sistem ekonomi dan sosial kita cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan dua generasi berikutnya?

Semua orang melihat fenomena generasi sandwich dengan cara yang mendalam. Orang tua harus dihormati, tetapi mempersiapkan masa depan adalah penting. Sistem pendidikan, kebijakan ketenagakerjaan, dan dukungan sosial negara seharusnya dapat membantu generasi muda menjadi lebih inklusif. Hal ini sangat penting untuk mencegah mereka terjebak dalam lingkaran kewajiban yang tidak berujung.

Saya pikir generasi sandwich harus diberi lebih banyak ruang untuk maju dalam karir dan pendidikan tanpa terbebani oleh kewajiban keluarga yang berlebihan. Namun demikian, kita sebagai masyarakat juga perlu mempelajari cara membangun sistem yang lebih adil dan merata sehingga generasi berikutnya tidak terhimpit oleh beban tak terkendali.

Akhirnya, fenomena generasi sandwich ini harus menjadi panggilan bagi kita semua untuk menggunakan akal sehat saat membuat kebijakan ekonomi dan sosial. Fenomena ini akan terus berkembang menjadi masalah sosial yang semakin kompleks jika tidak ada keseimbangan antara kewajiban keluarga dan kesempatan bagi generasi muda untuk berkembang. Kita harus memastikan bahwa hak yang sama untuk hidup sejahtera tanpa merasa terhimpit oleh tuntutan kehidupan modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun