3. Mengubah stigma perempuan tidak bisa membaca map
Membaca map itu hanya perkara, bisa atau tidak. Tapi hanya tentang mau belajar atau tidak. Kadang orang itu belum mau mencoba atau belum mau belajar, tapi sudah mengatakan bahwa mereka tidak bisa.Â
Hal ini bukan untuk menuntut perempuan dan laki-laki setara, tapi hanya untuk memecahkan mitos bahwa membaca peta atau map itu bukan perkara gender. Semua bisa kok membaca map. Makanya ayo belajar, jangan berhenti di kata, "Aku nggak bisa. Titik!"
4. Sangat efisien waktu
Bagi para perempuan yang sat set sat set dan das des das des kalau kerja, tentu nggak mau dong menghabiskan waktu sia-sia buat menyasarkan diri.Â
Bisa membaca map ini sangat efisien sekali, karena kita bisa paham tentang pemilihan rute tercepat dan terdekat. Kita juga bisa menghindari jalan-jalan langganan macet yang membuat perjalanan kita semakin lama.
Percuma kita punya skill mengemudi yang mumpuni, tapi kalau nggak bisa membaca map dan ujung-ujung nyasar tentu bakalan membuang-buang waktu juga kan akhirnya. Jadi, buat para perempuan yang malas menghabiskan waktunya tua di jalan, nggak ada salahnya buat mempelajari keterampilan membaca map ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H