Tentu semua orang sudah paham bagaimana peran sebuah buku bagi kehidupan seorang pencinta buku. Bisa dibilang buku itu merupakan harta paling berharga bagi mereka.Â
Biasanya mereka selalu memperlakukan buku-bukunya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Membelai-belai sampulnya, menciumi bau kertasnya, memeluknya dalam dekapan, dan juga tak akan membiarkan satu lipatan atau noda sedikit pun pada bukunya.Â
Tak hanya itu, para pencinta buku itu juga fanatik dalam berbelanja buku. Suka ngaku khilaf dalam berbelanja buku, tapi terus saja diulangi perbuatannya itu.Â
Katanya, lebih baik menyesal membeli buku daripada menyesal gara-gara tak jadi beli buku. Belanja buku terus, walaupun entah kapan buku tersebut mau dibaca, sebab TBR (To Be Read) semakin hari semakin menggunung.
Saya sendiri juga tak beda jauh, begitu hati-hati sekali ketika berhadapan dengan buku-buku saya. Ketika membeli buku baru, saya juga melakukan seperti yang dilakukan para pencinta buku lainnya, membaui harumnya aroma buku baru yang begitu khas, memberi nama si buku di halaman depan, menyampulinya, lalu meletakannya di rak buku dengan rapi setelah selesai membacanya.Â
Bisa dibilang saya ini dulunya juga sangat posesif terhadap buku koleksi saya, rasanya itu gak rela aja kalau buku yang saya miliki itu dipinjam orang. Secara tahu sendiri bagaimana perlakuan orang lain terhadap buku yang dipinjam.Â
Kadang kertasnya dilipat meski sudah saya bawakan pembatas buku, kadang sampulnya kotor, dan tak cuma sekali dua kali buku tersebut tak pernah kembali setelah dipinjam.
Saya kemudian jadi enggan meminjamkan buku-buku saya karena ulah oknum-oknum tersebut. Apalagi kalau yang dipinjam itu buku-buku favorit saya. Nehi nehi nehi! Kalau mau pinjam atau minta, boleh, tapi buku yang saya tak suka alias buku yang tak tuntas saya baca karena tidak menarik.Â
Saat saya tanya beberapa teman saya sesama pencinta buku tentang tabiat saya yang buruk ini, mereka setuju dan tak menganggap kalau saya ini aneh atau berlebihan. Karena mereka juga melakukan hal serupa terhadap buku-buku mereka.
"Aku mending beliin mereka buku baru ketimbang kasih pinjam bukuku pada teman!" ucap teman saya.
Alhasil, setiap bulannya buku saya terus bertambah banyak dan semakin banyak. Saya selalu menganggarankan uang untuk membeli buku setiap bulannya, dan kadang akan kembali membeli buku lagi setelah tergoda ada diskonan atau obralan buku. Mungkin saya salah satu penganut, 'pakai baju yang lama, beli buku yang baru'.Â