Menurut Bu Fanny, cerpen dalam koran itu harus dipertahankan. Seolah Koran bergengsi tersebut menjadi sebuah wadah untuk berkompetisi.Â
Memang, menurut beliau untuk tembus di harian Kompas itu bukan perkara yang mudah. Bahkan beliau sendiri mengaku bahwa sudah mengahbiskan waktu hampir sepuluh tahun untuk bisa menembus media tersebut.Â
Tentu itu bukan waktu yang sebentar dan sudah barang tentu itu butuh perjuangan yang tak mudah. Seperti yang kita tahu, jalan untuk menjadi seorang penulis itu merupakan jalan panjang yang sepi dan penuh rintangan. Hanya mereka yang kuat dan bersungguh-sungguhlah yang akan mencapainya.
Di sesi kedua diisi oleh Pak Iskandar Zulkarnain yang merupakan co-founder Kompasiana. Beliau membawakan materi betajuk literasi digital. Seperti yang kita tahu, di zaman serba digital ini kita bisa memperdagangkan tulisan kita sebagai seorang content creator.Â
Kita bisa menentukan sendiri fee untuk memberi harga pada tulisan kita. Satu hal yang bisa saya petik dari perbincangan sore hari itu, Â 'Jangan pernah menilai harga tulisan kita dari satu buah artikel saja, tapi berapa banyak artikel yang bisa kita hasilkan dalam satu bulannya dengan fee yang segitu.'
Dalam sesi ini kita juga diajarkan bagaimana mengelabui pembaca dengan tulisan kita. Ilmu marketing mulai bekerja. Hal ini mencakup bagaimana saat kita menawarkan sebuah produk tanpa harus terang-terangan menunjukan kalau kita tengah beriklan pada pembaca.
Dari data yang ada pun menunjukan, masih sedikit orang yang mau menuliskan masalah perekonomian dalam tulisannya. Padahal berbiacara masalah ekonomi, kita semua ini merupakan pelaku ekonomi. Setiap hari bisa dibilang kita melakukan kegiatan ekonomi. Jadi, kalau ada yang bilang bahwa tema ekonomi itu sulit, itu sesungguhnya tidak tepat.
Entah kenapa, meski baru sekali mengikuti acara ini, namun rasa-rasanya kami sudah seperti teman lama. Tak ada batasan atau jarak antara senior dan pemula. Kami anak baru ini, diterima dengan uluran tangan hangat layaknya keluarga.
Paginya kami on the way ke Pantai Maju. Kalau ada yang merasa bahwa pantai ini akan menawarkan sesuatu seperti Pantai Ancol, Pantai Anyer, atau Pantai Parangtritis, maka kalian salah besar. Pantai Maju merupakan satu dari tiga pulau reklamasi yang baru saja diresmikan oleh bapak gubernur DKI, Anies Baswedan.