Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan salah satu yang ditunggu-tunggu para pekerja. Cairnya THR tentu akan membawa kebahagiaan dalam menyambut hari raya.Â
Hal ini berhubungan dengan budaya masyarakat Indonesia yang membeli berbagai bentuk kebutuhan secara berlebihan untuk merayakan hari raya, dimulai dari membeli pakaian, makanan, perlengkapan rumah dan lainnya.
Hal ini bisa dianggap dengan adanya THR akan sangat membantu dalam membeli kebutuhan dirumah tangga. Akan tetapi, masyarakat Indonesia sering sekali salah dalam menggunakan THR. Kesalahan dalam menggunakan THR untuk membeli berbagai macam barang kebutuhan yang berlebihan disebut perilaku konsumtif.
Konsumtif sendiri dapat diartikan sebagai perilaku boros dalam membelanjakan pendapatan atau kebiasaan belanja yang berlebihan. Orang yang konsumtif cenderung mengonsumsi barang dalam jumlah banyak dalam jangka waktu yang pendek dan cenderung mengutamakan pembelian berdasarkan keinginan.
Dari pengertian konsumtif tersebut, tentu THR dapat dikatakan penunjang yang memunculkan sikap konsumtif. Adanya THR akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli barang yang sebenarnya kurang dibutuhkan. Adanya daya beli barang yang tinggi, dalam jangka panjang akan meningkatkan jumlah uang yang beredar sehingga bisa berdampak terjadinya inflasi.
 Berbagai dampak dari penyalahgunaan THR ini dapat dihindari dengan berbagai cara, yaitu:
- Membuat skala prioritas. Kita sering sekali lupa saat mendapatkan pendapatan, kita langsung membelanjakan semuanya. Inilah pentingnya dalam menentukan skala prioritas, dengan skala prioritas kita harus membuat financial planning jauh-jauh hari untuk menentukan barang apa saja yang harus dibeli dan barang apa saja yang kurang perlu dibeli atau sering disebut kebutuhan dan keinginan.
- Menyiapkan dana darurat 6-12 kali pengeluaran bulanan. Setelah hari raya, banyak masyarakat yang lemas dalam keuangan. Untuk menghadapi situasi ini diperlukan dana darurat yang tentunya akan membantu dalam siatuasi mendadak, seperti membantu keluarga yang terkena musibah, menghadapai risiko yang tidak diinginkan (misalnya sakit), naiknya harga barang kebutuhan, investasi untuk rencana masa depan (misalnya liburan setelah hari raya, menikah, dll).
- Membuat batas anggaran. Untuk mecapai sistem keuangan yang stabil, diperlukan tindakan tegas terhadap diri sendiri. Salah satu tindakan tegas ialah membuat batas anggaran dalam pengeluaran harian-mingguan-bulanan. Dengan adanya batasan anggaran ini, maka kita akan tahu seberapa banyak anggaran yang tersedia dan yang dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya batas anggaran akan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk keuangan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H