Mohon tunggu...
Reni Oemar
Reni Oemar Mohon Tunggu... -

I'm a student of media studies. I'm interested in media studies, journalism, filmmaking and also scriptwriting.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ngaca Lewat Pelm?

5 Desember 2010   17:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:59 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Perhaps more than any other medium, movies mirror the society that creates them”


Kalo dibilang pelm adalah cerminan masyarakat tempat pelm itu lahir, maka apa hanya sebatas cermin? Apa pelm tidak ikut andil dalam konstruksi sosbud di masyarakat?
Adalah benar bahwa pelm merupakan produk budaya yang mencerminkan masyarakat yang memproduksinya. Tetapi, tak hanya sebatas itu. Di dalamnya, pelm membawa nilai-nilai yang secara kultural dan politikal merupakan bahan konstruksi sosbud masyarakat. Bahwa lewat pelm, para pembuat pelm tentu saja membubuhkan kepentingan-kepentingan mereka atas pelm tersebut. Dan  melalui pelm, nilai-nilai tertentu atas ideologi tertentu ditanamkan. Melalui pelm pula budaya populer didiseminasikan. Bahkan propaganda-propaganda politik pun banyak dilakukan lewat media pelm. Ada yang belom nonton pelm Gerakan 30 September??


NB: pelm adalah panggilan sayang gue buat film :P

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun