Air Mata Ajaib dan Kutek Kekuatan
Pagi itu, sinar mentari hangat menyinari wajah ceria Kakak dan Adik. Kakak, si kakak kelas 1 yang berusia 6 tahun, dan Adik, adik kecilnya yang baru menginjak usia 4 tahun, sudah siap berangkat ke sekolah. Hari ini, Kakak punya kegiatan ekstrakurikuler, jadi ia harus berangkat lebih awal.
Bu Rini, ibu mereka, mengantar  putri kesayangannya dengan sepeda motor. Sesampainya di sekolah, Kakak berpamitan pada Adik dengan semangat, "Adik, kakak sekolah dulu ya ! Nanti Kakak dijemput lagi setelah selesai ekskul." Adik mengangguk riang dan melambai, "Iya, Kak! Hati-hati di jalan!"
Dengan hati yang riang, kami mengantar Kakak ke sekolah. Namun, sebelum sempat menikmati perjalanan, kami sudah tiba di rumah." Bu Rini lanjut bergegas menyiapkan makan siang.
 Tak terasa waktu berjalan dengan cepat Bu Rini pun harus sudah bersiap menjemput Kakak di sekolah yang berjarak sekitar 30 menit dari rumah.
Jam menunjukkan pukul 9.30 pagi. Bu Rini bergegas ke sekolah, namun Bu Rini dikagetkan oleh suara putri sulung yang tiba-tiba sudah berada di depan rumahnya. Mamah. Kakak sudah sampai hari ini kakak pulang cepat karena semua bapak dan ibu guru ada rapat, Kakak pulang bareng teman-teman.
"Hebat sekali Kakak! Berani pulang sendiri?" puji  Bu Rini dengan bangga.
Kakak mengangguk semringah. "Kan Kakak sudah besar, Mah!"
Sesampainya di rumah, Kakak disambut Adik yang antusias menyapa kakaknya. "Kakak, Kakak! Kakak sudah pulang  Ayo main!" ajak Adik. Sebentar adik ini kakak masih cape.
Tak sengaja Adik melihat warna kuku kakaknya yang cantik membuat adik tertarik. Tanya Adik pada kakaknya. Kakak kok kukunya bagus sekali, Iya Dong Dik, pasti mau kan. Adikpun menjawab. Mau kan itu pakai apa kak. Dengan tegas kakaknya menjawab ini pakai air mana adik. Kok bisa kak, pakai air mata. Iya dong, Adik boleh coba kok.
Dengan wajah polos, Adik kecil itu berusaha keras mengeluarkan air mata. Ia bahkan sampai menarik-narik bulu matanya, berharap bisa membuat matanya berkaca-kaca." Sang Adikpun berhasil mengeluarkan air mata kemudia diambilnya dan dioleskan pada kuku tangannya. Tapi apa yang terjadi, kecewa yang maendalam. Adik berteriak. Kakak Kenapa kuku aku tidak berubah.