Ditulis oleh: Penulis: Reni Listyawati, Sri Lestari Yuli PrastyatiniÂ
Dosen Akuntansi Sri Lestari Yuli Prastyatini, SE., MSA., Ak., CA. dan Reni Listyawati, S.Pd.,M.Ak. pada bulan Juli telah melangsungkan Kegiatan Abdi Masyarakat (Abdimas) ini dilaksanakan di Panti Asuhan (PA) Darun Najah Depok Sleman Yogyakarta, dengan sasaran remaja (laki-laki/ perempuan) usia 16 sampai 19 tahun atau anak SMA. Berdasarkan informasi dari pengasuh panti, masalah yang dihadapi oleh mayoritas anak asuh adalah lemahnya keterampilan hidup (soft skills) seperti kurangnya rasa percaya diri, kemampuan menyelesaikan masalah, sehingga berdampak kepada kesulitan untuk menemukan minat atau bidang pekerjaan yang ingin digeluti. Padahal di usia remaja, para anak asuh diharapkan sudah mulai mempersiapkan diri untuk mandiri setelah berakhirnya masa pengasuhan di panti saat menyelesaikan pendidikan menengah atas. Kegiatan Abdimas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan hidup para anak asuh agar lebih mampu mengelola diri mereka lebih positif serta memberikan pengetahuan praktis tentang literasi keuangan dan kewirausahaan sehingga mereka memiliki motivasi serta lebih siap untuk mandiri dan berkompetisi di dunia kerja.
Masalah yang ditemukan di PA Darun Najah akan diselesaikan dengan melalui pemberian pendidikan tentang ketrampilan hidup, serta penyuluhan tentang kewirausahaan dan literasi keuangan sederhana yang mampu dipahami oleh anak- anak usia remaja (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2022). Selain itu diberikan contoh kisah inspiratif dari beberapa orang atau pengusaha sukses dari nol. Sehingga diharapkan akan menumbuhkan rasa percaya diri pada para anak asuh di PA Darun Najah. Berikut adalah bagan dari pemecahan masalahnya. Tim pengabdi mengidentifikasikan masalah kemudian membuat strategi penyelesaian sesuai dengan permasalahan yang timbul. Dari kegiatan ini, tim pengabdi membuat capaian kegiatan yang menjadikan kontribusi untuk mitra.
Setelah diadakan kegiatan abdi masyarakat dengan beberapa kegiatan, terlihat bahwa pada diri anak- anak asuh, sebenarnya mereka cerdas, mempunyai potensi, dan mampu berusaha. Mereka menyadari bahwa setiap orang memiliki karakter positif yang disukai orang lain, juga memiliki minat kegiatan atau sesuatu hal. Semua itu bisa dikembangkan menjadi ide kewirausahaan. Pada satu sesi permainan, mereka juga menjadi mengerti dan paham akan beberapa hal, yaitu bahwa setiap manusia kreatif, hanya butuh di stimulasi dan dilatih. Bahwa ide sering di dapat dari belajar atau melihat orang lain, dan jejaring adalah sebuah investasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H