Mohon tunggu...
Kurnia Nia
Kurnia Nia Mohon Tunggu... lainnya -

Calon ibunya anak-anak... Saya suka menulis tapi belum jadi penulis hebat....\r\nMaka dari itu saya harus terus belajar :D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Suamiku Menikahi Adikku (part 23)

23 Desember 2011   09:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Dimana aku?" tanyaku saat ibuku datang membawa segelas air putih.

"Di rumah mantan suamimu." jawab ibuku sambil menyuruhku meminum air yang baru saja dibawanya.

Setelah segelas air yang aku minum habis, aku baru sadar telah terjadi sesuatu pada mas Darma.


Sayup-sayup aku mendengar beberapa orang membaca surah yasin, seketika aku sadar dan bangkit.

"Nduk gantilah jilbabmu dengan jilbab ini." pinta ibuku sambil mengulurkan jilbab warna hitam.


Segera aku mengganti jilbab warna merah muda yang aku pakai dengan warna hitam, air mataku tiba-tiba menetes saat teringat janji mas Darma untuk kembali menjadi suamiku, kini dia telah pergi selamanya, aku hanya bisa bersabar.


Di ruang tamu para tetangga sedang membacakan tahlil untuk mendoakan mas Darma, aku menatap jasad mas Darma yang sudah tidak bernafas lagi dengan derai air mata, dia tersenyum manis, mungkin sekarang dia sudah tenang di alamnya.


"Semoga Allah memberikan tempatNya yang terbaik untukmu, tempat yang layak tentunya insyaAllah kita bertemu di JanahNya....aamiin..." ucapku lirih.


Acara pemakaman dilaksanakan sebelum adzan ashar, aku ikut mengantarnya sampai di tempat peristirahatannya yang terakhir, aku menabur bunga mawar putih dan merah di atas pusaranya setelah prosesi pemakaman itu berakhir.


"Bu, aku yakin mas Darma di sana tidak ingin melihat kita bersedih, ikhlaskanlah bu...." bujukku pada ibu mas Darma yang masih menangis memeluk pusara anak lelaki satu-satunya.


"Ini semua gara-gara Diandra, Anggun..." ucapnya dengan lantang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun