Mohon tunggu...
Reni Fakhriah
Reni Fakhriah Mohon Tunggu... -

learning by doing :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

‘Mewahnya’ Sekolah di Pelosok Negeri

6 Mei 2012   04:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenyam pendidikan pendidikan dasar 9 tahun adalah peraturan yang dikeluarkan pemerintah, tidak terkecuali bagi warga Indonesia yang berada di pelosok negeri. Pendidikan tentunya tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran, hal ini sebagaimana yang ditetapkan dalam UU sisdiknas No 20/2003 Bab XII pasal 45 ayat 1 dijelaskan bahwa: “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”. Pasal ini menekankan pentingnya sarana dan prasarana dalam satuan pendidikan, sebab tanpa didukung adanya sarana dan prasarana yang relevan, maka pendidikan tidak akan berjalan secara efektif.

Namun kenyatannya banyak sekali sekolah-sekolah di pelosok negeri ini yang terbengkalai dan tidak tersentuh perhatian dari pemerintah, jangankan untuk fasilitas memadai, gedung sekolah yang merupakan hal mendasar saja tidak memenuhi standar, bahkan lebih terkesan sebagai gedung tua yang tidak layak huni, yang apabila hujan deras turun sekolah diliburkan, apabila angin kencang kekhawatiran datang. Ini baru permasalahan gedung sekolah, belum lagi masalah kursi yang merupakan prasarana yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Banyak anak bangsa yang tidak bisa merasakan bangku di sekolah yang nyaman, padahal hanya sebatas bangku pun terlepas dari perhatian pemerintah. Kemana janji pemerintah yang akan mensukseskan pendidikan dasar 9 tahun jika untukkursi saja yang merupakan kebutuhan standar pendidikan banyak yang tidak memenuhi standar kelayakan.

Kondisi ini sangat berbeda sekali jika kita melihat ke gedung mewah di senayan. Ada kerusakan sedikit saja, pemerintah langsung tanggap dan respon, dan tidak segan-segan untuk mengeluarkan dana ratusan juta bahkan milyaran milik rakyat untuk merenovasinya bahkan untuk kursi pun tak luput dari kemewahan, padahal kursi tersebut masih sangat layak untuk dipakai. Kontras sekali dengan kondisi fasilitas sekolah di pelosok negeri yang saat ini ratusan sekolah mulai tingkat SD hingga SMA sederajat di pelosok daerah mengalami kekurangan kursi dan meja, bahkan ada yang terpaksa belajar di lantai karena tidak memiliki fasilitas kursi dan meja.

Ironis memang kenyataan kondisi sekolah di pelosok negeri ini, bahkan seperti yang terlansir dalam situs online, murid di SD Negeri 3  Lawawoi kelurahan Bangkai, Kecamatan Watang Pulu  kabupaten sidrap, terpaksa melantai di atas keramik  saat belajar, bahkan ada beberapa murid yang sengaja mengambil kaleng cat tembok, ukuran besar, dan digunakannya sebagai tempat duduk. Apakah begitu mahal harga kursi sekolah untuk anak bangsa di pelosok negeri?

Padahal perjuangan anak pelosok daerah untuk mendapatkan ilmu tidak mudah, mereka harus menyebrangi sungai, bahkan berjalan puluhan kilometer untuk sampai ke tempat yang mereka tuju, yaitu sekolah. Apakah perjuangan mereka untuk sekolah harus ditambah dengan perjuangan mereka untuk berkonsentrasi belajar di tengah keterbatasan sekolah, di tengah ketidaklayakan fasilitas sekolah dan di tengah kekhawatiran dengan bobroknya bangunan tempat mereka belajar?

Sungguh memprihatinkan memang kondisi ini. Perkembangan zaman yang semakin canggih tidak selaras dengan makin canggihnya fasilitas sekolah di pelosok daerah negeri ini. Gedung sekolah yang terkesan bangunan tua masa lampau, kursi tidak layak pakai yang sebenarnya sudah pantas untuk digudangkan, meja plus kapasitas, untuk 2 orang digunakanuntuk 3 orang dan berbagai kekurangan fasilitas sekolah lainnya yang seharusnya mendapat penggantian dengan yang lebih berstandar, tidak perlu mewah namun dapat membuat sekolah di pelosok negeri dapat beridentitas sebagai tempat menuntut ilmu yang layak, yang apabila masyarakat melihat sekolah tersebut, mereka tahu bahwa tempat itu adalah tempat pendidikan yang akan membentuk anak mereka menjadi pemuda pemudi penerus bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun