Pendidikan seks adalah pendidikan yang sebagian orang menganggap perlu dengan pertimbangannya masing-masing, dan sebagian menolak berdasarkan alasan-alasan yang dibenarkan.
Kelompok yang beranggapan bahwa pendidikan seks diperlukan untuk kalangan remaja mempertimbangkan pemikiran sebagai berikut:
1. Bahwa adanya penyimpangan seksual yang banyak terjadi pada remaja saat ini, dikarenakan mereka tidak diberikan pendidikan seks, baik dari segi kesehatan, sosial, moral, dalam konteks agama, dan lain sebgaianya. Sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana cara-cara dalam mengendalikan diri agar tidak terjerumus ke dalam perilaku seksual tersebut.
2. Bahwa adanya hubungan rumah tangga yang kurang harmonis, sering bertengkar, dan lain sebagainya, diakibatkan tidak adanya pendidikan seks yang berhubungan dengan kehidupan rumah tangga.
Baca juga : Strategi dan Solusi Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19
3. Bahwa setiap manusia memiliki potensi dan rasa candu terhadap seks yang amat kuat, yang jika tidak dididik dengan sebaik-baiknya, maka boleh jadi potensi seks dan dorongan biologis yang dimilikinya disahgunakan pada hal-hal yang negatif dan dapat merugikan dirinya, seperti melakukan hubungan seks di luar nikah, pemerkosaan, dan lain sebagainya.
Sedangkan bagi kelompok yang tidak setuju dengan adanya pendidikan seks bagi remaja berdasarkan pemikiran-pemikiran berikut:
1. Bahwa masalah seks termasuk kebutuhan dasar manusia, layaknya makan dan minum. Dengan adanya kebutuhan dasar berikut, manusia akan berusaha mendapatkannya sesuai dengan keperluannya. Pun begitu dengan seks, manusia akan mencari tahu ketika telah memerlukannya sesuai dengan kebutuhannya.
2. Bahwa jika pendidikan seks diberikan kepada remaja, justru akan mendorong mereka untuk melakukannya. Hal ini seperti pelajaran-pelajaran yang mereka dapatkan, yang memang perlu untuk dipraktikkan.
3. Bahwa jiika pendidikan seks diberikan kepada para remaja dibayangi oleh kekhawatiran akan penggunaan pendidikan seks tersebut sebagaimana telah disinggung pada poin kedua.Â
Hal ini berdasarkan dengan ketahanan mental yang dimiliki oleh remaja sangat dikhawatirkan apabila tidak dapat mengendalikan nafsunya dan tidak kuat untuk menahan dorongan nafsu biologisnya.