Halo pembaca setia kompasiana. Apakah kalian sudah menonton film Little Mermaid? Kalau belum, pas banget nih saya mau review sedikit tentang film tersebut
Saya yakin beberapa pembaca disini pernah membaca cerita atau menonton film Little Mermaid versi jaman old alias animasi. Nah, yang sekarang ini ceritanya nggak jauh beda dari versi animasinya.Â
Hanya ada sedikit elemen yang bikin ceritanya lebih lengkap dari versi animasinya. Raja Triton, yang diperankan oleh Javier Bardem, masih melarang orang-orang bawah lautnya buat naik ke permukaan karena dia pikir manusia itu bahaya. Bedanya, di sini mereka nambahin backstory yang lebih detail tentang apa yang manusia lakukan ke ibu Ariel. Tapi tentu aja, putrinya yang penuh semangat, Ariel, yang diperankan oleh Halle Bailey, nggak bisa nahan buat kepo sama dunia manusia dan segala kehebohannya.Â
Ariel masih tetep jadi putri duyung muda yang polos banget dan tergila-gila sama manusia. Ariel nyelametin Eric (diperanin sama Jonah Hauer-King), seorang pangeran, ketika kapalnya dihantam badai.Â
Nah, di situlah Ariel langsung jatuh cinta sama Eric dan bikin Raja Triton marah sampai dia hancurin semua koleksi "barang-barang manusia" yang disimpen Ariel di gua rahasia.
Bicara soal Halle Bailey, waktu diumumkan bahwa Ariel akan diperankan oleh Bailey, beberapa orang banyak memberikan komen yang negatif, dan Sebagian bahkan mulai membenci Hailey dan Disney karena karakter Ariel yang diperankan oleh artis berkulit hitam. Kasian juga sih mbak Bailey ini. Tapi untungnya Bailey membawa perspektif yang baru buat peran ini. Nyanyiannya bagus banget, suaranya keren abis, renyah. Â
Aktor-aktor lainnya ada yang oke, ada yang biasa aja. Jonah Hauer-King sebagai Pangeran Eric kadang bikin melting, kadang agak hambar. Bardem emang aktor hebat, tapi dia juga gak bisa berekspresi lebih dari yang bisa dia bawain buat King Triton. Melissa McCarthy nyumbang sisi nakal buat Ursula, si penyihir laut, tapi kadang-kadang kesannya cuma buat cari ketawa, bukan serem beneran.
Yang paling kurang oke dalam remake ini, menurut saya, adalah teman-teman hewan Ariel. Awkwafina sebagai Scuttle, si camar yang cerewet, kadang terlalu berlebihan. Dan Daveed Diggs dari Hamilton keliatan kesulitan buat bikin Sebastian, si kepiting cemas, jadi menarik. Sebenarnya bukan salah mereka sih, desain karakternya yang kurang oke. Di film aslinya, Sebastian dan Flounder tuh punya pesona kartun yang keren banget, tapi di sini, mereka malah keliatan serem dan kaku.
Rob Marshall, sutradara yang dikenal dengan film-filmnya yang memukau secara visual, agak meleset di sini. Beberapa adegan seperti ingin bermain aman. Ingin menjaga penonton happy, gitu. Tapi jadi kurang greget. Apalagi ketika menyelesaikan ending antara Ariel dan Ursula, itu kayak bikin kita mikir "Lah, gitu doank?"
Tapi tetep, The Little Mermaid punya momen-momen bagus. Adegan bawah lautnya mungkin gak sekeren adegan bawah lautnya film Avatar, tapi lagu "Under the Sea" dari Sebastian tetep seru banget dengan nuansa calypso-nya. Di atas air, ceritanya jadi lebih seru, terutama pas romansa Ariel dan Eric jadi pusat perhatian di beberapa adegan baru. Salah satu adegan yang ok buat saya adalah pas adegan rap dari Lin-Manuel Miranda, enak banget didenger.
Jadi, kesimpulannya, remake The Little Mermaid ini lumayan ajaa. Seru buat ditonton sih, tapi gak sehebat film aslinya.