Kau selalu berimprovisasi dalam setiap peran
Supaya mereka ikut tersulut
Supaya amarah pun kian meledak
Kau semakin tak acuh dengan arahan sang sutradara
yang telah menulis sabda-sabda
Kau tepis segala sinar dari payung-payung cahaya.
Telingamu bercabang. Kakimu pincang.
Kau amat senang memeluk gelap.
Di arena itu kau adalah peserta terburuk dalam kawasan pertempuran.
Karena kau tak butuh percobaan untuk mempercepat kematian.
Kau terus berjalan di arena yang penuh simpang.
Kau membuat kisahmu sendiri
berputar-putar dan selalu kembali pada tembok hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H