Mohon tunggu...
Reni Anisa Hidayati
Reni Anisa Hidayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN KHAS JEMBER

JAS MERAH (Jangan Lupakan Sejarah)

Selanjutnya

Tutup

Seni

Trend Foto keluarga Pada Hari Raya Idul Fitri di Lumajang Tahun 1990-an

19 Januari 2025   09:24 Diperbarui: 19 Januari 2025   09:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masyarakat Lumajang pada tahun 1990-an sudah banyak yang mengenal dunia fotografi, pandangan masyarakat tentang dunia fotografi yaitu tempat yang dibutuhkan ketika seseorang akan menyelesaikan pendidikannya mereka dan mereka akan melakukan foto ijazah yang biasanya dilakukan di studio foto, atau biasanya tukang foto akan dihadirkan di sekolah-sekolah untuk melakukan sesi foto. Selain itu pada suatu acara penting yaitu hajatan ketika masyarakat mengadakan sebuah acara pernikahan pada tahun 1990-an masyarakat Lumajang sudah banyak yang mengundang tukang foto untuk mendokumentasikan acara pernikahannya tersebut.

Lambat laun kebutuhan masyarakat Lumajang akan dunia fotografi mulai mengalami perubahan, adapun perubahan yang dimaksud adalah dimana masyarakat yang awalnya menjadikan dunia fotografi ini hanya untuk suatu hal maupun kegiatan yang sifatnya formal ataupun penting.

Pada tahun 1990-an akhir masyarakat Lumajang mulai menjadikan dunia fotografi ini juga sebagai tempat untuk mengekspresikan diri dengan keluarga pada hari raya idul fitri, artinya masyarakat Lumajang pada tahun tersebut mulai eksis untuk melakukan foto-foto bukan hanya untuk kepentingan yang sifatnya formal saja.

Pada tahun 1990-an Purbaya seorang tukang foto yang keliling yang ramai pada saat hari raya idul fitri, ketika melakukan pemotretan keliling masih menggunakan sepedah pancal, istri dari Purbaya yang menjadi salah satu saksi dari perjuangan beliau dalam melakukan pemotretan keliling pada tahun 1985 hingga 1990-an.

Budaya untuk berfoto bersama keluarga pada saat perayaan hari raya Idul Fitri ini mulai marak pada tahun 1990-an, khususnya di daerah Kunir pada saat studio Impian milik Purbaya ini didirikan masyarakat semakin antusias untuk melakukan pemotretan, terutama pada saat hari raya Idul Fitri di studio foto milik Purbaya memiliki antrian pelanggan yang sangat panjang bahkan untuk memenuhi permintaan pelanggan yang ingin melakukan pemotretan dan rumahnya jauh dari lokasi studio foto Purbaya juga tetap melakukan pemotretan keliling pada saat hari raya Idul Fitri.

Berikut cuplikan penjelasan dari Purbaya, seorang tukang foto yang mulai aktif pada tahun 1985. Purbaya menuturkan :

"Dulu awal ketika saya membuka studio foto masih menggunakan kamera yang memakai film dan pakai roll untuk hasil cetakannya masih hitam putih untuk awal-awal, tapi meskipun demikian studio saya hampir setiap hari selalu ramai, apalagi ketika hari raya Idul Fitri itu disini selalu ramai, saya waktu hari raya itu juga keliling di beberapa lokasi tapi saya jadwalkan misalkan mulai hari ini di daerah Jatimulyo kemudian besoknya geser ke daerah Pandanwangi dan yang paling ramai ketika itu di daerah pesisir pantai Selatan disana masyarakatnya sangat antusias sekali untuk berfoto dan menariknya lagi pada waktu itu hanya saya yang memotret disana jadi ya pada waktu itu saya cukup terkenal di daerah pesisir Selatan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun