Mohon tunggu...
Reni Yuliantini
Reni Yuliantini Mohon Tunggu... -

do'a adalah kekuatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Balasan Hidup Ada di Dunia dan di Akhirat

22 April 2014   16:45 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Reni Yuliantini

Hidup ini adalah anugerah bagi siapa saja yang beruntung mendapatkankesempatan dari Tuhan untuk merasakan hidup dan segala hal yang ada di dalamnya. Hidup akan terasa indah jika kita isi dengan keindahan, namun sebaliknya jika kita tidak mensyukuri dan menyia-nyiakan hidup hanya keburukan yang akan didapatkan.

Proses kehidupan ini seperti proses menanam bibit, “step by step” kita lakukan dalam memproses penanaman bibit tersebut agar bibit itu bisa tumbuh seperti apa yang kita harapkan. Mulai dari bagaimana cara kita memperlakukan bibit itu selama ditanam, tingkat kualitas pupuk yang digunakan untuk bibit tersebut, serta kesabaran penanam dalam setiap proses hingga kita dapatkan hasil penanaman bibit itu. Proses akan berbanding lurus dengan hasil, jika prosesnya baik maka hasilnya akan baik dan sebaliknya jika proses itu tidak dilakukan dengan baik maka hasilnya tentu kurang baik dan mungkin akan membawa kerugian.

Kehidupan yang kita jalani ini adalah seperti proses sebagaimana yang telah diuraikan di atas, hidup akan bermakna jika kita isi hidup ini dengan segala hal yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, menjalankan tugas yang di berikan Tuhan dan meninggalkan segala apa yang menjadi larangan-Nya serta bersabar dalam menjalaninya. Maka, kebahagiaanlah yang akan dipetik oleh seseorang itu, bukan hanya bahagia di dunia saja melainkan bekal kebahagiaan pula kelak di alam yang kedua. Namun, jika waktu di dunia hanya digunakan untuk melakukan lebih banyak menanam kejelekan dan dipupuk oleh kerugian dari pada menanam kebaikan, maka merugilah hidup orang tersebut di dunia dan di kehidupan berikutnya.

Hidup ini hanya sementara, dunia adalah proses penilaian Tuhan terhadap makhluk-Nya atas segala ujian yang diberikan oleh-Nya. Ada hidup setelah mati yaitu kehidupan kedua yang kita kenal dengan alam akhirat. Di sanalah tempat dimana hasil ujian yang kita lakukan di dunia akan kita dapatkan. Tapi balasan hidup dari Tuhan bukan hanya dikehidupan kedua melainkan di dunia pun balasan Tuhan nyata bagi orang-orang yang dikehendakinya. Balasan itu mungkin berupa kebahagiaan atau mungkin kesakitan.

Pernah saya mendengar cerita tentang tiga orang wanita sebut saja A, B dan C sekitar tempat tinggal saya, mereka menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke Arab Saudi. Ketiga orang ini mempunyai cerita yang berbeda saat bekerja di sana. Satu orang dari mereka yaitu A mendapat tempat bekerja yang baik dan diperlakukan dengan baik oleh atasannya dan sudah sekitar 4 tahun bekerja. Sedangkan dua orang yang lain yaitu B dan C tidak mendapatkan apa yang si A dapatkan. Bahkan kabarnya saat ini B dan C mereka menjadi TKI illegal. Si B beruntung masih bisa bekerja dan bisa memberi kabar kepada saudaranya, namun malang dengan si C tidak ada yang tahu bagaimana dengan nasibnya sekarang.

Dari uraian di atas menurut hemat saya kejadian itu ada hubungannya dengan perilaku ketiga orang tersebut. Segala apa yang terjadi bagaikan cerminan prilaku orang tersebut selama ini, dan saya meyakini apa yang mereka dapatkan ada balasan dari Tuhan. Saya jadi teringat dengan kata-kata Bpk. Hj. Abdullah “Tanah mekah (Arab) itu suci, siapa pun yang akan berkunjung kesana, maka perbaikilah dulu tingkahlakunya.”. kata-kata Pak Hj. Abdullah itu mengingatkan saya pula akan cerita orang yang menunaikan ibadah haji sebut saja Hj. Anu (tidak bisa disebutkan nama aslinya), konon kabarnya beliau tidak bisa menunaikan ibadah haji sebagaimana mestinya. Beliau hilang kesadaran di saat akan melakukan rangkaian ibadah haji, namun ketika di hotelatau di tempat istirahat beliau sadar kembali. Seolah Tuhan tidak mengijinkan beliau untuk beribadah di tanah sucinya. Wallahu a’lam…..

Semoga kita menjadi manusia yang lebih baik bagi manusia yang lain dan menjadi manusia yang baik sebagai hamba Allah agar mendapat ridho-Nya. Jika kita benar dalam menjalani hidup ini, maka jangan takut akan kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun