Mohon tunggu...
Reni Triasari
Reni Triasari Mohon Tunggu... -

Selalu berusaha untuk memberikan manfaat bagi sekitar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

We're Never Leave You Alone Garuda

21 November 2011   17:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:22 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Laga Garuda Muda berakhir sudah. Kemenangan mengesankan atas Vietnam kemarin berakhir antiklimaks dengan kekalahan atas Harimau Malaya melalui adu tendangan penalti dengan skor 5-4.
Antusiasme penonton yang tak terbendung untuk mengantri tiket hingga tragedi pembakaran salah satu loket di Gelora Bung Karno menunjukkan bahwa kecintaan rakyat terhadap sepakbola Indonesia ibarat cinta mati. Cinta yang rela membuat rakyat melakukan hal diluar kewajaran, bahkan mati sekalipun.
Apakah yang dirindukan kita semua?? Kemenangan. Yah...rakyat ini haus kemenangan. Kemenangan atas nama nasionalisme. Bukan kemenangan semata-mata mencari jabatan atau status sosial. Tapi kemenangan ini atas nama seluruh bangsa Indonesia.
Kemenangan yang mengantarkan pada euforia rakyat Indonesia besar-besaran. Layaknya hajatan rakyat se-Indonesia. Mulai dari pejabat, artis, sampe rakyat kecil pun ikutan 'latah' nonton bola.
Kembali pada pertandingan final sepakbola Sea Games XXVI antara Indonesia vs Malaysia. Dua babak yang sangat melelahkan harus dilanjutkan dengan waktu tambahan 2x15 menit. Sebelum waktu tambahan berakhir, sorak sorai rakyat sempat bergema dengan gol Ferdinand Sinaga. Tetapi, ternyata dianulir wasit karena Okto Maniani telah berada pada posisi offside terlebih dahulu.
Akhirnya, pemenang medali emas harus ditentukan oleh adu tendangan penalti. Artinya memang perjuangan para Garuda Muda harus berakhir dengan menerima 'nasib' buruk atau baik. Ya...penalti ibarat hakim akhir yang menentukan nasib sebuah tim.
Dua kegagalan eksekusi penalti dari Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga sudah cukup menjelaskan nasib bagaimana yang didapatkan timnas Indonesia malam ini. Ya...nasibnya harus menerima kekalahan dengan sportif.
Kekalahan adalah hal yang tidak diinginkan oleh siapapun dalam suatu pertandingan. Terlebih oleh para pemain yang sudah mengorbankan seluruh fisik dan jiwa raganya untuk kemenangan kita, INDONESIA. Untuk dikibarkannya Sang Saka Merah Putih dan dikumandangkannya Lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Tapi lihatlah bangku penonton yang mendadak langsung kosong setelah kekalahan Timnas U-23 kita. Apakah ini yang penghargaan kita terhadap jerih payah para pemain??? Setidaknya kita tetap berada di atas bangku, tetap memekikkan Garuda di Dadaku hingga medali Perak dikalungkan di leher para pemain. Sebagai bentuk terimakasih kita kepada para garuda muda yang bertarung habis-habisan.
Seandainya kita punya lagu seperti para fans Liverpool (bc: You'll Never Walk Alone), maka kita tidak akan beranjak sedikitpun dari bangku penonton ataupun dari depan televisi. Setidaknya hingga medali dikalungkan di leher para pejuang negara di ajang Sea Games.
Inilah saatnya kita mengatakan We're Never Leave You Alone Timnas Garuda. Baik Garuda muda maupun Timnas Senior. Apakah kita hanya penonton 'latah' yang hanya terikut euforia?? Sekali lagi BUKAN. Kita adalah rakyat yang haus kemenangan. Kemenangan atas bangsa ini, kemenangan harga diri bangsa.
Teruslah menjadi pemain ke-12 wahai seluruh rakyat Indonesia. Hingga kemenangan bangsa menjadi nyata, berada di genggaman kita...
We're Never Leave You Alone TIMNAS GARUDA. Terbanglah tinggi...hingga dunia melihat kita. INDONESIA BISA!!!
#AyoIndonesiaBisa
By: Reni Triasari, inspired by Ervin Ryandi (We're Never Leave You Alone)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun