Mohon tunggu...
Reni Susanti
Reni Susanti Mohon Tunggu... wiraswasta -

Love, Life, & Explore

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Melaju Aman bersama Aspira

5 September 2013   10:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1378352269459281883

Setiap hari Senin sampai Jumat saya harus memacu motor saya minimal sepanjang kurang lebih 54 km per hari. Perjalanan itu saya lakukan demi mengantar putri sulung saya bersekolah di suatu SDIT yang jarak tempuhnya sejauh 13,5 km sekali perjalanan.  Belum lagi kalau motor dipakai untuk aktifitas yang lain, karena motor adalah satu-satunya moda tranportasi keluarga kami saat ini. Karenanya demi nyaman dan amannya saya saat berkendara, saya harus memastikan segala kelengkapan dan kelaikan motor saya. Tetapi, terus terang saja, saya kurang begitu faham soal motor dan onderdilnya. Apalagi yang menyangkut merk . Tahunya terima beres. Mulai dari kelengkapan surat-surat, oli, ban, rem motor, rantai dan segala pernak pernik sparepart motor, suamilah yang  mengurus semuanya. Yang saya tahu urusan motor cuma isi bensin, dan kalau ban bocor ya di tambal ke tukang tambal ban di pinggir jalan.

Ketika bulan musim hujan terjadi, saya cukup repot dengan urusan menghindari banjir. Beberapa ruas jalan yang harus saya lewati saat tugas rutin antar jemput anak , selalu kebanjiran, sedangkan saya tak punya pilihan lain selain menerobos banjir setinggi betis, atau berdiam diri menunggu hujan reda dan banjir surut. Saya lebih memilih menerobos banjir  karena tidak ingin terlalu lama menunggu hujan reda dan banjir surut. Maklumlah, yang namanya ibu, tentunya hati tak tenang membiarkan anak-anak  yang lain di rumah menunggu saya dan kakak mereka pulang terlalu sore.

Kenekatan saya berimbas buruk.  Suatu waktu saat menerobos banjir untuk ke sekian kalinya motor saya mogok tidak mau jalan. Di stater berkali-kali mesinnya tetap tidak mau nyala. Akhirnya saya mendorong motor  menepi di teras sebuah warung. Di sana sudah ada beberapa orang yang rupanya memilih berteduh dan menunggu hujan reda. Melihat saya yang terus mencoba menyalakan mesin motor namun tak juga berhasil, sementara putri sulung saya walau berlindung dibalik jas hujan terlihat menggigil, menimbulkan rasa iba di salah satu pengendara motor yang ikut berteduh.

Pria itu menawarkan bantuan untuk menyalakan motor saya dengan cara manual, namun tidak juga berhasil.  Pria yang lain yang ikut berteduh di situ juga menawarkan bantuan untuk memeriksa kondisi busi motor. Dengan seijin saya, pria kedua tersebut memeriksa busi motor saya, dan benar saja, permasalahannya di situ. Busi motornya basah. “Busi motornya harus diganti, Bu” katanya.

Waduh,  hujan-hujan begini kemana saya harus cari bengkel yang jual sparepart motor? Belum lagi harus dorong-dorong motor di tambah putri sulung saya yang kedinginan? Menangkap kecemasan di wajah saya, pria pertama yang mencoba membantu menyalakan mesin motor, mengeluarkan sesuatu dari bagasi motornya. “Saya punya busi cadangan, Bu. Bekas sih, tapi mungkin bisa dipakai dan mudah-mudahan cocok dengan jenis motor Ibu,” tawarnya. Sekilas saya lihat tulisan ASPIRA di busi tersebut.

Bukan main senangnya saya mendapat pertolongan dari kedua pria baik hati yang tidak sempat saya tanya namanya. Kedua pria tersebut bekerja sama mengganti busi saya, dan setelahnya, alhamdulillah motor saya bisa nyala kembali mesinnya. Tak henti saya mengucap terima kasih, apalagi pria pemilik busi tersebut tidak mau menerima pemberian uang yang saya tawarkan sebagai ganti busi miliknya. Saya pun bisa langsung pulang saat itu, dan sampai sekarang motor saya tidak pernah mogok lagi walau saya belum ganti busi semenjak busi pemberian itu.

Pengalaman lainnya adalah berkaitan dengan rantai motor. Saya pernah terlambat menjemput putri saya karena rantai motornya putus. Padahal rantai itu baru diganti di bengkel langganan suami. Lagi-lagi saya harus mendorong motor ke bengkel yang sekaligus menjual spare part motor. Beragam pilihan merk  dan harga  rantai motor ditawarkan , tapi saya memilih Aspira. Tentu saja pilihan itu karena saya masih ingat dengan busi motor pemberian  yang masih berfungsi baik walau bekas dan sudah digunakan selama setahun ini. Apalagi saya pernah lihat iklan di tv kalau Aspira buatan dalam negri, dan harganya terjangkau bagi kantong saya. Jadi saya tak ragu memilih merk Aspira untuk rantai motor saya.  Terbukti, sejak saat itu rantai motor saya kondisinya ok. Paling-paling cuma butuh dikencangi saja dan diberi oli.

Sejak saat itu saya jadi ingin tahu tentang sparepart motor dan hal-hal yang berkenaan dengan motor. Saya yang semula tahunya terima beres, kini lebih peduli lagi dengan mengingatkan suami untuk memeriksa jadwal isi oli, ganti kanvas rem, periksa rantai motor, dan lainnya. Tidak sampai tahu semua tentang motor sih, tetapi cukuplah bagi saya untuk merasa aman dengan kondisi motor yang OK saat melakukan tugas antar jemput anak saya. Berbekal pengalaman, saya tak ragu menyarankan ke suami untuk memakai spare part Aspira.  Kini saya tak was-was lagi dengan kondisi motor saat mengantar jemput anak saya sekolah. Perjalanan jauh  pun terasa nyaman karena saya yakin motor saya dalam keadaan prima.

[caption id="attachment_263872" align="aligncenter" width="320" caption="Siap-siap bertugas antar jemput anak. Dok pribadi Reni Susanti"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun