Mohon tunggu...
AR Renhoran
AR Renhoran Mohon Tunggu... Guru - Kita Belajar Karena Kita Manusia

Penulis dan Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nadiem Jadi Mendikbud, antara Inovasi dan Strategi

11 Januari 2020   11:52 Diperbarui: 11 Januari 2020   14:04 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kualitas guru yang disebutkan di atas bukan hanya dilihat dari sisi intelektualnya saja, melainkan moralitasnya juga. Guru cerdas belum tentu tidak tersangkut kasus korupsi. Yang kita tahu bahwa di dalam Kemendikbud banyak terdapat mafia yang membentuk dinasti sendiri baik dari pusat hingga daerah.

Muncullah para penguasa kecil yang bertindak dengan regulasi masing - masing. Lihat saja kasus korupsi dana pendidikan Bupati Cianjur hingga kasus korupsi dana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di NTT. Mulai dari pejabat hingga guru, belum ada sistem yang mampu mengatur kedisplinan anggaran pendidikan.

Mereka belum bisa terkoneksi serta terkonsolidasi dengan rapi. Nah, Nadiem sangat lihai dalam hal menghubungkan beberapa pihak via teknologi informasi. Dengan begitu, diharapkan akan terwujud SDM yang berkualitas yang terintegrasi dan juga transparan. Bagaimana dengan porsi strategisnya?

Kita sama - sama tahu bahwa saat ini PDIP sedang bingung mencari sosok pengganti Jokowi pada kontestasi pilpres 2024 mendatang. Kandidat kuat seperti Gandjar Pranowo pun dinilai belum memiliki cukup elektabilitas figur di luar pulau Jawa.

Sebelumnya memang LSI melalui Denny JA mengatakan bahwa peluang GP lebih besar dari Puan Maharanie untuk mewakili PDIP melenggang ke arena pilpres. Namun jika dibandingkan dengan Nadiem, Gandjar bisa saja kalah pamor meski belum dirilis hasil surveynya.

Segala kemungkinan bisa terjadi lima tahun mendatang. Terlalu dini memang untuk menyimpulkan apakah restu PDIP akan benar jatuh pada Nadiem atau bukan. Akan tetapi, kita sudah punya contoh konkrit seorang Anies Baswedan yang adalah juga mantan Mendikbud dan akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta dan konon dilirik Surya Paloh sebagai bakal capres dari Nasdem.

Yang jelas bisa jadi ada bisikan mesra dari Bu Mega kepada Jokowi untuk menyiapkan Nadiem sebagai penggantinya nanti dengan menariknya masuk ke dalam kabinet dan setelah itu entah akan bermanuver seperti apa nantinya.

Jika benar, PDIP berarti sudah mempersiapkannya dari sekarang meski dinilai irasional. Sebab, politik adalah mengarahkan secara rasional suatu irsasionalitas manusia seperti yang dikatakan Reinhold Niebuhr "The whole art of politics consists in directing rationally the irrationalities of men."

Maka, akan ada kesimpulan bahwa dengan bergabungnya Nadiem Makarim dalam kabinet Indonesia Maju 2019 - 2024 itu bisa jadi akan menghasilkan inovasi - inovasi terbaru bagi SDM bidang pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan statement Jokowi saat di Istana.

Dan jika ia berhasil, maka bisa jadi juga akan dipromosikan sebagai bakal capres 2024 dari PDIP meskipun belum genap usia jabatannya nanti. Kembali lagi, Nadiem berencana PDIP yang menentukan.

*Tulisan ini dibuat pada akhir tahun 2019 dan pernah dikirim ke beberapa media digital namun ditolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun