Mohon tunggu...
AR Renhoran
AR Renhoran Mohon Tunggu... Guru - Kita Belajar Karena Kita Manusia

Penulis dan Akademisi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nadiem Jadi Mendikbud, antara Inovasi dan Strategi

11 Januari 2020   11:52 Diperbarui: 11 Januari 2020   14:04 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saat dijumpai di istana negara tepat di hari kamis (25/10/2019), Presiden Joko Widodo ditanya tentang alasan dirinya memilih Nadiem Makarim sebagai Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia oleh CNBC Indonesia. Jawaban normatifpun dilontarkan oleh beliau.

"Perlu orang yang mengerti bagaimana mengimplementasikan inovasi-inovasi yang ada. Berani keluar dari kotak, berani out of the box, berani tidak rutinitas, berani tidak monoton sehingga akan memunculkan sebuah loncatan-loncatan besar yang itu saya melihat pengalaman dari yang muda-muda bisa mendukung itu," Jelas Pak Jokowi.

Lalu apa benar inovasi adalah jawaban sesungguhnya dari seorang presiden yang disokong oleh partai banteng besutan anak Bung Karno itu? Tunggu dulu, sebelum membahas itu mari coba kita telaah bersama mengenai sepak terjang Nadiem selama memimpin perusahaan rintisan penyedia jasa layanan transportasi raksasa di Indonesia yang dikenal dengan nama Gojek itu.

Sebelum mendirikan Gojek, Nadiem pernah bekerja di beberapa perusahaan termasuk menjadi co founder di Zolora. Ia kemudian memilih keluar dan mendirikan bisnis sendiri, lalu lahirlah perusahan serba bisa itu pada tanggal 13 Okrober 2010 di Jakarta dengan jumlah pengemudi awal sebanyak 20 pengemudi.

Kehadirannya membawa warna baru di dunia persilatan dan membuat kaget semua perusahan platform jasa transportasi di Indonesia. Imbasnya, saat ini pelbagai perusahan taxi serta pengemudi ojek konvensional yang tidak bisa bersaing harus terpaksa gulung tikar.

Di Indonesia, Nadiem adalah the most bigger villain bagi para pesaingnya. Di saat para pengusaha offline mulai redup, Gojek justru semakin bercahaya di angkasa dan semakin tidak tertandingi. Hampir bentuk usaha di bidang jasa online berhasil dikuasai oleh Gojek. Seperti yang dikatakan bapak Internet, Leonard Kleinrock yakni "I think the bottom line is that no one is in a position to close down the Internet."

Peran keluarga sangat penting dalam mendongkrak bisnis dan juga karier politik Nadiem. Bagaimana tidak, ayahnya Nono Makarim yang merupakan anak seorang notaris ternama yakni Anwar Makarim, adalah seorang Master Hukum dari Harvard dan sangat diperhitungkan di Indonesia.

Sedangkan paman Nadiem, Zacky Anwar Makarim adalah perwira tinggi TNI-AD dan juga pernah menjabat sebagai Kepala Intelijen ABRI (BIA). Tentu dengan modal itu, Nadiem seakan terus melaju dengan perisai hukum dalam genggaman sehingga kebal dari segala tuntutan.

Gayungpun bersambut. Kini, sang bos besar Gojek telah mengisi kursi Menteri dan bidang yang harus ditangani adalah Pendidikan dan Kebudayaan. Lagi-lagi kita semua dibuat kaget olehnya. Banyak pengamat politik salah tebak tentang tempat Nadiem. Ada yang bilang dia akan menjabat sebagai kepala Bekraf, ada yang bilang Menkominfo dan ada juga yang bilang Mentri Industri. Pertanyaanya, mengapa Mendikbud?

Bargaining position Kemendikbud memang tidak lebih tinggi dibanding kementrian lain. Namun, kemendikbud memiliki porsi yang strategis dalam pemerintahan selain juga punya masalah kritis yang mungkin saja bisa di-handle oleh orang seperti Nadiem. Menurut mantan Kemendikbud sebelumnya, Muhadjir Efenddi bahwa masalah Sumber Daya Manusia (SDM) lah yang merupakan titik krusial dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

"Kalau kita bicara tentang SDM dalam konteks pendidikan maka yang pertama harus dibenahi adalah kualitas gurunya. Kita tidak mungkin melahirkan lulusan-lulusan dan generasi yang unggul tanpa ada sentuhan dari guru yang memiliki dedikasi dan kualifikasi yang juga unggul." Ujar beliau dalam portal resmi kemendikbud.go.id (17/08/19).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun