Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dasar Kekudusan Menurut Paus Fransiskus

20 November 2021   23:04 Diperbarui: 20 November 2021   23:08 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekudusan (renunganhariankatolik.video.blog)

         Allah adalah Bapa yang Mahakudus. Manusia diciptakan (lahir, keluar, berasal dari) oleh Allah yang Mahakudus. Karena itu, manusia pada hakekatnya kudus dan dipanggil kepada kekudusan. Inti panggilan ini merupakan tuntutan hakiki bagi manusia. "Jadilah kudus, karena Aku kudus" (Im 11:44 ; 1 Pet 1:16).

Kekudusan manusia berasal dari Allah yang Mahakudus. Allah yang Mahakudus tidak menghendaki agar kekudusan itu hanya menjadi milik-Nya dan tinggal dalam diri-Nya. Allah justru menghendaki agar manusia ambil bagian dalam kekudusan-Nya supaya manusia bisa bersatu dengan-Nya. 

Karena itu, Allah yang Mahakudus memberdayakan manusia dengan rahmat-Nya agar manusia mampu melihat dan menemukan jalan-Nya, tidak berpaling dari-Nya serta memberikan yang terbaik dari diri dirinya dengan membuahkan karunia-karunia pribadi yang ditempatkan Allah di dalam hatinya (bdk. 1Kor 12:7). Keinginan Allah agar semua manusia ambil bagian dalam kekudusan-Nya dinyatakan dengan penganugerahan Roh-Nya sendiri untuk menguduskan manusia, ciptaan-Nya. Karena rasio iman inilah, maka semua manusia dari hakikatnya adalah kudus.

Berkenaan dengan landasan iman ini, Paus Fransiskus menegaskan bahwa karena hakikat manusia adalah kudus, maka panggilan kepada kekudusan merupakan panggilan fundamental bagi semua manusia. Manusia adalah ciptaan Allah yang kudus, dikuduskan oleh Allah dan akan kembali pada gambar aslinya, yaitu kepada Allah yang Mahakudus. Jalan yang harus diikuti oleh manusia menuju kekudusan adalah jalan Sang Guru, Yesus Kristus. "Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup" (bdk Yoh 14:6). Dalam Dia, manusia dilahirkan kembali dan diilahikan berkat kekuatan Roh-Nya dan dalam kesetiaan kepada-Nya, manusia diberdayakan untuk menghayati kekudusan dan menjadi kudus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun