Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

"Yesus Kristus sebagai Penyelamat Tunggal" Seturut Pemikiran Edward Schillebeeckx

9 November 2021   08:49 Diperbarui: 9 November 2021   08:55 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus Sang Penyelamat (satelit.gkagloria.id)

                 Edward Schillebeeckx berpartisipasi dalam mempersiapkan Konsili Vatikan II yang diumumkan oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1959. Schillebeeckx juga ambil bagian dalam semua proses persidangan Konsili tersebut, terutama hadir sebagai penasihat pribadi Kardinal Bernard Alfrink. Schillebeeckx dikenal sebagai teolog modern Belanda yang terkemuka. Sejumlah Universitas Amerika dan Eropa mengakui karyanya dengan memberi gelar doktor kehormatan. Dia adalah satu-satunya teolog yang telah menerima penghargaan Erasmus untuk karyanya dalam mempromosikan budaya Eropa.

        Schillebeeckx selalu mengikuti perkembangan teologi Kristen terutama dalam konteks keselamatan manusia. Rencana keselamatan Allah bagi manusia sudah dimulai sejak awal penciptaan. Sejak semula Allah telah mewahyukan diri-Nya dengan perantaraan para nabi. Pewahyuan diri Allah itu membuat para nabi dapat berbicara tentang Allah. Pewahyuan diri Allah itu merupakan inisiatif-Nya sendiri supaya dikenal oleh manusia lewat perantaraan para nabi. Para nabi itu menyatakan bahwa Allah hadir untuk menyelamatkan manusia. Namun, pewahyuan diri Allah itu belum sempurna dan janji keselamatan yang dibuat-Nya belum penuh. Pewahyuan dan penyelamatan Allah akan berpuncak secara penuh dalam diri Yesus Kristus.

        Schillebeeckx mengatakan bahwa Yesus Kristus merupakan kepenuhan pewahyuan diri Allah di dunia dengan menjadi manusia. Peristiwa pewahyuan diri Allah dalam Yesus Kristus itu adalah untuk menyampaikan karya keselamatan kepada manusia. Peristiwa inkarnasi tidak menghilangkan kodrat keilahian Yesus. Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dia berkuasa menggenapi hukum hari Sabat, Bait Allah dan berkuasa memberikan pengampunan dosa. Yesus juga mewujudkan belaskasih Allah terhadap orang-orang yang berada dalam kemalangan.

         Yesus melalui pelayanan publik-Nya di dunia melanjutkan karya keselamatan Allah di antara manusia. Karya keselamatan itu disampaikan-Nya melalui pelayanan publik-Nya. Pelayanan publik itu bertujuan untuk menyatakan Kerajaan Allah. Dia sendiri menjadi tanda kehadiran Kerajaan Allah di dunia. Kerajaan Allah merupakan misi yang paling fundamental dalam pewartaan Yesus Kristus. Kerajaan Allah menjadi titik tolak dari misi Yesus yang mewartakan keselamatan bagi semua manusia. Wujud nyata dari misi itu adalah membuka pintu keselamatan bagi semua orang.

         Karya keselamatan Yesus Kristus secara penuh terwujud dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Sengsara dan wafat Yesus di kayu salib merupakan tebusan atas dosa manusia. Peristiwa itu merupakan penyelamatan Allah terhadap manusia dari belenggu kejahatan. Yesus yang bangkit itu menguduskan jiwa manusia sehingga manusia dapat kembali secitra dengan Allah dan turut serta ambil bagian dalam Kerajaan Allah.

          Pandangan baru yang diberikan oleh Schillebeeckx mengenai extra Mundum nulla salus (Di luar dunia tidak ada keselamatan), dilihat bahwa tujuan dari setiap agama adalah untuk menetapkan Kerajaan Allah sebagai kerajaan kebenaran di antara manusia. Menurut Schillebeeckx, keselamatan itu tidak hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang sudah dibaptis menjadi anggota Gereja, tetapi juga ditawarkan kepada semua orang. Rahmat keselamatan tersebut disampaikan oleh Roh Kudus yang memungkinkan mereka dapat hidup baik seturut nilai-nilai Injili dan memperoleh keselamatan. Rencana keselamatan yang diajarkan oleh Yesus Kristus tidak terlepas dari peran Allah dan Roh Kudus. Karena landasan keyakinan inilah, maka dalam bukunya On Christian Faith: The Spiritual, Ethical and Political Dimensions (1987), Schillebeeckx menegaskan pentingnya persekutuan umat beriman dan peran Gereja sebagai Sakramen Keselamatan.

          Selama Konsili Vatikan II, Schillebeeckx mengerti secara mendalam mengenai Gereja sebagai Persekutuan. Sifat sakramental Gereja sebagai tanda keselamatan berarti bahwa eksistensi Gereja tidak berada dalam dirinya sendiri, tidak ada untuk dirinya sendiri dan tidak hidup untuk menarik sebanyak mungkin orang sebagai anggotanya. Sebaliknya, misi Gereja adalah memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah yang telah dihadirkan Yesus selaku sakramen pokok bagi seluruh umat manusia. Isi praksis Kerajaan Allah yang menyelamatkan itu adalah cinta kasih, damai dan keadilan di antara semua manusia.

          Konsili Vatikan II dalam dekritnya mengenai kegiatan misioner Gereja menekankan kata "sakramen" sebagai pewahyuan dari penampakan dan penyelesaian rencana penyelamatan Allah dalam dunia dan dalam sejarahnya, di mana Allah lewat misi Gereja menyelesaikan sejarah penyelamatan. Ungkapan lain yang tetap menekankan konsep "sakramen" adalah: "Dalam Kristus, Gereja adalah sakramen universal penyelamatan yang merealisasikan misteri cinta Allah kepada manusia", "Cinta Allah ada untuk seluruh manusia dan bagi setiap individu". Oleh karena itu, Gereja adalah tanda universal dan efektif dari penyelamatan seluruh umat manusia. Dia adalah penampakan atau bentuk dari rencana penyelamatan Allah dalam Kristus yang aktif dan secara historis dapat disentuh, yang merupakan sumber keselamatan. Gereja merupakan "alat pembenaran" karena dia adalah "sakramen yang kelihatan" dari penyelamatan Allah di dunia ini. Dia adalah benih bagi Kerajaan Allah di dunia. Tetapi Gereja pun hanyalah "bayang-bayang", dia selalu memerlukan penyucian dari Allah. Dalam hal inilah Gereja tampak sekaligus dalam kekuatan dan kelemahannya.

          Schillebeeckx merefleksikan bahwa Gereja adalah kehadiran aktif dari penyelamatan Allah di dunia yang walaupun dalam suatu selubung, tetapi dapat dipahami. Dalam kualitas ini Gereja adalah sakramen penyelamatan yang diberikan oleh Allah kepada seluruh dunia. Dengan kata lain, penyelamatan yang dalam fakta telah hadir secara aktif kepada semua orang yang berhendak baik, diberikan secara eksplisit di dalam Gereja.

          Di satu pihak, dalam Konstitusi tentang Gereja (Lumen Gentium), Konsili Vatikan II mengatakan bahwa Gereja adalah "umat mesianik" yang walaupun tampak sebagai kawanan kecil, namun "merupakan benih yang sangat kuat bagi kesatuan, harapan dan penyelamatan bagi seluruh manusia yang berkehendak baik". Dengan demikian jelas bahwa kawanan kecil ini adalah sakramen penyelamatan bagi seluruh manusia. Di lain pihak, konstitusi yang sama secara eksplisit mengatakan bahwa:

          Meskipun mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Yesus Kristus dan Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus dan ikhlas mencari Allah, dan melalui rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan-perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun