Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang Salam LITERASI seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi? - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memahami Preferensi Pemilih Jateng: Lebih dari Sekadar Angka

11 Juli 2024   09:50 Diperbarui: 11 Juli 2024   13:38 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Survei Indikator Elektabilitas Konstestan Pilkada. Sumber gambar: Youtube Tv one news

Jawa tengah merupakaan provinsi kelahiran Penulis, namun bukan hal yang nisbi jika adanya anomali hingga paradoks dalam sistem elektoral yang sangat perlu untuk digali dan dikaji secara komprehensif dan meskipun perlu secara radikal, agar para pembaca khususnya masyarakat tidak terjebak dalam pola pikir klaim kebenaran sepihak hingga menimbulkan konflik horizontal atau lebih tepatnya tujuan penulis menguraikan fenomena ini dan memberi edukasi bahwa konflik horizontal itu pasti terjadi. Mengapa demikian? Karena meskipun secara vertikal mereka yang kalah dalam kontestasi dapat dipastikan akan terjadi transaksi politik.

Kita sebagai masyarakat sipil hanya bisa menerka-nerka setelahnya. Maka dari itu sikap skeptism hingga kritisisme itu diperlukan untuk mengkaji anomali ini.

Dimulai dengan hasil survei Indikator terkait dinamika Pilgub Jateng 2024 telah memunculkan diskusi menarik di kalangan pengamat politik dan masyarakat umum. Dengan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi, berada di posisi teratas dengan perolehan 17,7 persen, diikuti oleh Kapolda Jateng, Irjen Achmad Luthfi dengan 15,6 persen, kita dihadapkan pada pertanyaan yang lebih mendalam: apa sebenarnya yang memengaruhi preferensi pemilih Jawa Tengah?

Mentifact: Memahami Pola Pikir Pemilih

Konsep mentifact, yang merujuk pada aspek-aspek non-material dari budaya seperti kepercayaan, nilai, dan pola pikir, memainkan peran penting dalam membentuk preferensi pemilih. Di Jawa Tengah, daerah yang kental dengan nilai-nilai tradisional Jawa, mentifact ini tercermin dalam bagaimana masyarakat memandang kepemimpinan.

Popularitas Kaesang Pangarep mungkin tidak hanya tentang nama besar keluarganya, tetapi juga tentang bagaimana ia dipersepsikan mewakili nilai-nilai yang dihargai masyarakat Jawa Tengah. Konsep "mikul dhuwur mendhem jero" (menjunjung tinggi nama baik dan menutupi aib) mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat pemilih cenderung mendukung keluarga pemimpin yang sudah dikenal.

Ilustrasi Pemilu Indonesia. Sumber gambar: Bing image creator
Ilustrasi Pemilu Indonesia. Sumber gambar: Bing image creator

Primordialisme: Faktor Laten yang Tak Bisa Diabaikan

Primordialisme, kecenderungan untuk melekat pada kelompok etnis, agama, atau regional sendiri, juga memainkan peran signifikan dalam politik Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. Meskipun modernisasi telah mengubah banyak aspek kehidupan, ikatan primordial masih memiliki pengaruh kuat dalam keputusan politik.

Dukungan terhadap Kaesang atau Achmad Luthfi mungkin juga didasarkan pada sentimen kedaerahan atau kesamaan latar belakang. Ini menunjukkan bahwa meskipun pemilih Jawa Tengah mungkin terlihat progresif dalam beberapa hal, faktor-faktor tradisional masih memiliki bobot yang signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun