Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang Salam LITERASI seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi? - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Hoax dan AI: Bagaimana Bias Koginitif Memperkuat Informasi Palsu di Indonesia

9 Juli 2024   12:39 Diperbarui: 9 Juli 2024   17:39 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hoax dan AI: Bagaimana Bias Koginitif Memperkuat Informasi Palsu di Indonesia. Sumber gambar: Bing image creator

Yang biasa bilang "Salam LITERASI" seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi?" - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

DISCLAIMER:

Halo! sobat pembaca yang budiman,

  • Tulisan yang ada di hadapan Anda saat ini bukanlah sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah perjalanan lanjutan dari eksplorasi ide dan gagasan sebelumnya. Setiap paragraf dibangun dengan cermat, didasarkan pada analisis mendalam terhadap fenomena nyata dan temuan-temuan berharga dari jurnal ilmiah terkemuka. Dengan fondasi yang kokoh ini, kami mengajak Anda untuk menyelami lebih dalam, menggali wawasan baru, dan memperkaya khazanah pengetahuan Anda.
  • Yakinlah bahwa setiap informasi yang tersaji telah melalui proses kurasi yang ketat, memastikan setiap fakta dan argumen yang dihadirkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Mari bersama-sama menjelajahi dunia ide yang menarik dan bermanfaat ini, karena kami percaya bahwa setiap bacaan adalah investasi berharga bagi perkembangan diri Anda.
  • Dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih karena dari pembaca semua sudah sudi support dan mau membaca hingga memberi rate pada tulisan penulis, dengan hal itu penulis akan lebih introspeksi dan menjadikan kompas navigasi untuk mengahsilkan narasi essai/artikel yang lebih baik dan bisa diterima untuk semua sobat pembaca. Selamat membaca!

Pada kesempatan ini, artikel yang akan penulis eksekusi menjadi narasi yaitu tentang "bagaimana AI dapat mempengaruhi persepsi masyarakat melalui bias kognitif sehingga memperkuat penyebaran hoax di era Post Truth", serta berfokus pada implikasi sosial dan langkah-langkah edukatif untuk mengurangi dampak negatifnya.

Di era digital ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin berkembang pesat dan membawa berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kemajuan teknologi ini juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah peningkatan penyebaran informasi palsu atau hoax. Artikel ini akan membahas bagaimana AI dapat mempengaruhi persepsi masyarakat melalui bias kognitif yang memperkuat penyebaran hoax, serta langkah-langkah edukatif yang dapat diambil untuk mengurangi dampak negatifnya.

Teknologi AI memiliki kemampuan untuk memproses dan menyebarkan informasi dalam jumlah besar dengan sangat cepat. Algoritma AI sering kali digunakan dalam media sosial dan platform berita untuk menyajikan konten yang disesuaikan dengan preferensi pengguna. Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan penyebaran hoax menjadi lebih masif, karena konten yang sensasional atau kontroversial cenderung lebih menarik perhatian dan lebih banyak dibagikan.

Bias kognitif adalah kecenderungan sistematis dalam cara kita memproses informasi yang mempengaruhi penilaian dan keputusan kita. Dalam konteks penyebaran hoax, ada beberapa jenis bias kognitif yang berperan, antara lain:

  1. Bias Konfirmasi: Kecenderungan untuk mencari, menginterpretasi, dan mengingat informasi yang mendukung kepercayaan atau pandangan yang sudah dimiliki.
  2. Bias Kemunculan: Kecenderungan untuk menilai sesuatu lebih mungkin terjadi berdasarkan seberapa mudah contoh-contoh dari hal tersebut muncul dalam pikiran.
  3. Bias Ketersediaan: Kecenderungan untuk menilai probabilitas kejadian berdasarkan seberapa mudah informasi terkait muncul di benak kita.

Ketika AI menyajikan informasi yang sesuai dengan bias ini, pengguna lebih mungkin untuk mempercayai dan menyebarkan hoax.

Penyebaran hoax memiliki dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat, antara lain:

  • Kepanikan dan Kekhawatiran Publik: Hoax yang menyebar luas dapat menyebabkan kepanikan dan kekhawatiran yang tidak berdasar di kalangan masyarakat.
  • Polarisasi Sosial: Informasi palsu yang mendukung pandangan ekstrem atau ideologi tertentu dapat memperburuk polarisasi sosial dan memperkuat konflik di masyarakat.
  • Kerugian Ekonomi: Hoax yang berkaitan dengan produk atau layanan tertentu dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi individu maupun perusahaan.

Untuk mengurangi dampak negatif dari penyebaran hoax yang diperkuat oleh teknologi AI, langkah-langkah edukatif berikut dapat diambil:

  1. Meningkatkan Literasi Digital: Edukasi tentang cara mengidentifikasi dan memverifikasi informasi yang diterima sangat penting untuk mengurangi penyebaran hoax.
  2. Mengajarkan Pemikiran Kritis: Masyarakat perlu diajarkan untuk berpikir kritis dan tidak langsung mempercayai informasi yang diperoleh dari sumber yang tidak terpercaya.
  3. Kolaborasi dengan Platform Digital: Kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan platform digital diperlukan untuk memerangi penyebaran hoax.
  4. Kampanye Publik: Kampanye publik yang mengedukasi tentang bahaya hoax dan cara menghadapinya dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun