Mohon tunggu...
Rendy Salim
Rendy Salim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemanfaatan Minyak Jelantah untuk Pembuatan Lilin Aromaterapi

15 Februari 2024   15:21 Diperbarui: 15 Februari 2024   15:34 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temanggung (24/01/2024) – Minyak Jelantah adalah minyak limbah yang berasal dari jenis minyak goreng yang sudah digunakan. Minyak jelantah tidak termasuk kategori limbah B3 dan tidak termasuk sampah. Tetapi minyak jelantah dianggap sebagai limbah. Minyak jelantah sebaiknya tidak dibuang sembarangan ke saluran air,karena dapat menyumbat saluran air dan dapat mencemari lingkungan. Lapisan minyak pada permukaan air dapat merusak ekosistem perairan. 

Di tengah kekhawatiran akan dampak lingkungan dari limbah minyak jelantah yang ada di Desa Losari, Kec Tlogomulyo, Kab Temanggung. Sebuah inisiatif inovatif muncul dari mahasiswa di Universitas Diponegoro, yaitu pembuatan lilin aromaterapi yang ramah lingkungan dari bahan baku berupa minyak jelantah. Inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah minyak jelantah yang merusak lingkungan, tetapi juga memberikan solusi alternatif yang berkelanjutan dalam produk rumahan sehari-hari.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Selain manfaat lingkungan, lilin aromaterapi yang dihasilkan juga memberikan manfaat kesehatan. Aromaterapi telah dikenal secara luas untuk memiliki efek positif pada suasana hati dan kesejahteraan fisik. Dengan menggunakan minyak esensial alami yang dipilih dengan hati-hati, lilin ini memberikan pengalaman aromaterapi yang otentik bagi penggunanya. Inovasi ini telah mendapatkan sambutan positif dari komunitas lokal maupun luas. 

Banyak warga sekitar yang tertarik untuk mendukung produk ramah lingkungan yang tidak hanya memberikan manfaat bagi individu tetapi juga untuk planet kita. Inovasi ini diharapkan akan menginspirasi lebih banyak orang untuk mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan lingkungan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun