Baru saja mengungkapkan keinginan untuk bisa menulis, eh sudah ada banyak inspirasi. Wanita, inspirasi tiada habis. Untungnya saya juga mempunyai, atau mungkin lebih baik kita bilang memiliki hubungan dengan seorang wanita. Sejauh ini yang saya tahu dia adalah wanita. Tidak seperti hubungan - hubungan yang lalu, saya hanya percaya begitu saja dengan yang satu ini bahwa dia adalah wanita. Hari ini sudah hari ketiga kami tidak berkomunikasi, bagi sebagian orang berhubungan lainnya mungkin hal ini terlihat normal. Tapi bagi kami, atau mungkin saya tepatnya, hal ini sangat menyiksa. Wanita harusnya tahu, bahwa kami laki-laki sangat kesulitan menghadapi sikap silent kalian. Kami bukan dukun, yang bisa baca pikiran kalian. Wanita selalu menuntut laki-laki mengerti apa kemauan mereka tanpa mereka memberi tahu.Â
Well, itu adalah deskripsi wanita secara umum. Masalahnya, wanita yang saya hadapi sekarang adalah wanita yang berbeda. Dia tidak seperti wanita pada umumnya. Mungkin dalam beberapa hal dia mirip wanita pada umunya, tapi pada banyak hal, dia tidak. Dia adalah wanita tipe yang aneh, dia tidak suka dibeda-bedakan. Dalam artian, apa yang laki-laki boleh lakukan, maka artinya dia sebagai wanita juga boleh melakukannya. Tapi apa yang dia boleh lakukan, laki-laki tidak boleh melakukannya. Menjalin kedekatan dengan teman laki-laki dengan cara chating setiap hari adalah salah satu hal yang dia selalu lakukan. Tapi hal itu tidak boleh saya lakukan. Jika iya pun saya lakukan maka dia akan melakukan hal yang lebih dari sekedar chating. Bisa aja dia nantinya jalan sama laki-laki lain. Dan itu sangat tidak saya harapkan.Â
Dalam beberapa kesempatan dia juga keberatan saat ada perkataan kita sebagai laki-laki yang tidak sengaja, mebandingkan dia dengan wanita dari masa lalu kita. Dalam kesempatan seperti ini, haram hukumnya kita membandingkan dia dengan wanita lain dari masa lalu kita, walaupun itu tidak sengaja. Wanita adalah makhluk yang sangat ribet. Entah apa yang harus saya lakukan kalau sudah berdiam-diaman seperti ini. Dia diam, hal ini akan awet sampai kuda beranak gajah. Tapi saya juga tidak bisa terus menuruti kemauannya untuk diam. Saya tentu khawatir kalau nantinya dia kepincut sama laki- laki lain saat kami sedang perang dingin seperti ini.Â
Jadi teman - teman pembaca, apa yang seharusnya saya lakukan dalam situasi dan kondisi seperti ini. Saya tidak bisa berdiam lama -lama, tapi juga saya tidak mau terlalu kelihatan lemah di depan dia. Setidaknya, ada etiket baik dari masing - masing pihak untuk memperbaiki ini semua. Ah, wanita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H