Mohon tunggu...
Rendy ZubhanRamadhani
Rendy ZubhanRamadhani Mohon Tunggu... Dosen - Kepala Markom UEU

senang jalan jalan, fotographi, otomotif dan tentunya menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peringati Hari TBC Sedunia, Apa Kata Guru Besar Esa Unggul

23 Maret 2023   14:21 Diperbarui: 23 Maret 2023   14:31 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Peringati Hari TBC Sedunia Apa Kata Guru Besar Esa Unggul

 

Hari Tuberkulosis Sedunia atau World Tuberculosis Day diperingati setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret. Tema world tuberculosis day tahun 2023 ini adalah "Yes! We can End TB". 

Tujuan diselenggarakannya Hari TBC sedunia ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat guna mengakhiri penyakit tuberkulosis yang hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Penyakit ini bahkan merupakan penyakit menular penyebab kematian tertinggi kedua di dunia setelah COVID-19.

Mengapa tuberkulosis (TBC) perlu dieliminasi, dan apa makna dari peringatan hari tuberkulosis sedunia, berikut ini hasil perbincangan dengan Prof. Maksum Radji, Gurubesar Prodi Farmasi FIKES Esa Unggul.

Mengawali perbincangan ini, Prof. Maksum menjelaskan bahwa menurut data yang dilansir dari laman WHO (Global TB Report, 2022), tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Secara global diperkirakan lebih 10,7 juta kasus pada tahun 2021 di seluruh dunia. Indonesia sendiri berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus TBC terbanyak di dunia setelah India dan disusul oleh China pada posisi ketiga.

"Kasus TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC. Angka ini naik 17% dari tahun 2020 yang tercatat sebanyak 824.000 kasus. Sedangkan angka kejadian atau insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya penderita TBC. Situasi ini perlu mendapatkan perhatian serius dari para pemangku kepentingan agar tidak menjadi hambatan besar dalam upaya merealisasikan target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030", jelasnya.

Prof. Maksum menambahkan bahwa sistem pelacakan dan identifikasi kasus TBC di Indonesia juga masih perlu terus ditingkatkan, mengingat bahwa penderita TBC yang belum terlacak dan tidak mendapatkan terapi yang tepat dapat menjadi sumber penularan TBC dan merupakan tantangan besar bagi program penanggulangan TBC di Indonesia.

Sejarah hari tuberkolusis sedunia.

Prof. Maksum menjelaskan bahwa penyakit tuberkulosis mulai diidentifikasi pada abat ke 19 yaitu tanggal 24 Maret 1882, bertepatan dengan ditemukannya bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC oleh Dr. Robert Koch. Pada tahun 1921, vaksin BCG untuk mencegah penularan bakteri tuberkulosis ini mulai diperkenalkan dan digunakan, setelah vaksin BCG ini dikembangkan dalam kurun waktu lebih dari 13 tahun. Pada tanggal 24 Maret 1982, setelah satu abad penemuan bakteri penyebab tuberkulosis, WHO menyelenggarakan Hari Tuberkulosis Sedunia yang pertama untuk memperingati 100 tahun penemuan bakteri Mycobacterium tuberculosis oleh Robert Koch.

"Tujuan memperingati hari tuberkulosis sedunia ini, tidak lain adalah untuk memberikan peringatan pada masyarakat bahwa hingga saat ini lebih dari sepertiga (sekitar 2 miliar orang) di dunia masih menderita tuberkulosis. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi bagi masyarakat guna ikut mencegah penyebaran penyakit ini, agar penyakit tuberkulosis yang dapat menyebabkan kematian ini dapat segera diberantas", katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun