Ada banyak pukulan yang diterima Indonesia oleh Malaysia, seperti halnya uppercut yang para petinju lakukan kepada lawan mainnya. Kembali lagi Malaysia muncul dengan berbagai teori yang menyebabkan bangsa ini kegerahan bukan main, klaim itu muncul kembali. Klaim, seperti hal yang pernah Malaysia lakukan terhadap kebudayaan Indonesia beberapa waktu lalu terhadap sejumlah budaya Indonesia mereka lancarkan kembali dengan objek klaim adalah tarian khas batak. Kontroversi memang, mereka dengan begitu berani mengklaim terang-terangan pada sejumlah situs kepemerintahan mereka sebagai warisan budaya asli Malaysia, anda yang mungkin berdarah batak akan tersulut api mendengarnya, tapi bukan anda seorang yang mengutuk perbuatan Malayasia tersebut. Beberapa forum masih terus berkicau tentang kelakuan Malaysia, ada yang menggunakan bahasa Jawa, Bugis, Sulawesi, dan Sumatera, semua orang(baca:bangsa ini) menangis mengharapkan pemerintah segera melakukkan tindakan tegas! Semua mata tertuju pada pemerintah yang dianggap lamban dalam mengurus budaya warisan Indonesia. Pemerintah memang salah dengan lambatnya, dan Malaysia yang sangat salah dengan ketidakmaluan mereka atas klaim budaya ini.
Forum begitu ramai bersuara, mayoritas pemuda yang berteriak paling keras. Mereka menyuarakan hal yang sama, berkoar-koar dan mengkritik tanpa hal yang bersifat solutif. Saya sedikit miris dengan fenomena satu ini, kita berpendidikan teman, setidaknya kita punya kemampuan berpikir untuk sekedar memberi seribu bahkan milyaran ide brilian untuk pemerintah, mengkritik mereka dengan pedas karena kita memang mengerti apa yang harus dilakukan agar mencapai penyelesaian masalah. Pemuda Indonesia tidak sedikit.
Bangkitlah Pemuda
Ada banyak pujangga yang mencantumkan kata "pemuda" dalam setiap bait indah mereka. Pemuda memang mempunyai pencitraan sebagai sosok penuh semangat, energik, visioner dan selalu mempunyai hal-hal hebat, bukan cuma ini namun akan sangat panjang jika saya mendeskripsikan arti pemuda sepenuhnya. Pemuda itu berada disiklus produktif dalam kehidupan, selalu mempunyai aksi tak terduga, rasa ingin tahu yang tinggi, emosi yang juga tinggi dan rasa-rasa lain yang tinggi. Keberadaan sifat pemuda inilah yang seharusnya dapat dimanfaatkan, eksploitasi dengan tatacara berpendidikan, maka  akan menguntungkan semua.
Pemuda sekarang seperti 'zombie' yang tidak mengerti tanpa arah dan tujuan. Hidup, namun terkadang apa yang dilakukkan terasa sangat sia-sia. Ini 2012, bukan sekedar tahun lalu dan masa lalu yang hanya membutuhkan tangan untuk makan dan bekerja, kaki untuk melangkah dan pikiran untuk mencari celah. Ini 2012, banyak hal yang harus dilakukan. Jika anda pemuda yang belum melakukan apa-apa, maka pikirkan hal-hal hebat dan bermimpilah setelah itu wujudkan, dan bantu negeri ini maju. Jika anda pemuda dengan segudang pengalaman, berbagilah. Anda pemuda dengan segudang ilmu, berbagilah....berbagilah dengan saudara sesama pemuda agar kali ini Indonesia tidak kalah dengan doktrin yang menyerang pemuda harapan negeri.
Personil Keamanan Budaya
Pada kondisi biasa, personil keamanan sering mengamankan pemuda yang menyuarakan aspirasi dengan tidak tertib. Tapi pada masalah ini, mari kita mencoba menjadi personil keamanan dengan predikat "personil keamanan budaya". Sudah tidak perlu diceritakan lagi makna dari subjudul diatas. Cobalah kita menjadi para pemuda yang maju di garda depan dalam mempertahankan budaya. Tidak dengan mengandalkan fisik semata, tapi kita bisa lakukan dengan berbagai hal yang bersifat pemikiran, ide-ide brilian dan action to save culture. Bagaimana??? seperti yang saya katakan, kita itu pemuda. Orang hebat yang punya sejuta ide jika kita berpikir keras, punya action baik jika kita punya tujuan, dan beragam kelebihan. Anda bisa menambahkannya.
Jika pemuda 'zombie' hanya diam dan bersuara tanpa solusi, jadilah pemuda yang siap akan solusi dan action untuk mengamankan budaya bangsa dari klaim negara lain. Personil pengaman budaya adalah kita, mengamankan dengan ide dan usaha untuk mepelajarinya sebagai arsip hidup yang sudah tidak bisa dibantah lagi validitasnya. Yahhh, kita harus mempelajarinya. Setidaknya jika ada pemuda seperti saya yang tidak punya kemampuan berseni(main gitar pun tak bisa) maka cukup pelajari budaya apa saja yang ada di negeri ini. Tetapi bagi kalian yang punya darah seni dalam diri, pelajarilah teman.... Pemuda seperti kita memang patut untuk bersifat seperti halnya pemuda harapan bangsa. Tidak ada kerugian jika kita menjadi personil keamanan budaya kita sendiri, apa-apa yang telah terjadi(klaim sebelumny) harus menjadi pedoman untuk menyiapkan langkah-langkah baru yang lebih hebat dengan tingkat kesiapan seribu persen.
Saya tidak menyalahkan pemuda yang berkoar-koar, tapi semangat mereka dan juga energi kebencian mereka harus diarahkan ke jalan yang tepat agar menjadi hal yang bermanfaat, tidak hanya berujung pada kata-kata. Jadilah seperti Naruto yang memanfaatkan energi bijuu yang merugikan jika tidak terkendali menjadi bermanfaat bila kita kendalikan. Mari bangkit dengan sejuta ide brilian, dan sejuta action untuk budaya kita, bangsa kita, dan negara kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H