Mohon tunggu...
Rendy Artha Luvian
Rendy Artha Luvian Mohon Tunggu... Penulis - Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Menulis adalah membangun Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Catatan Abdi Dalem (Bagian 28, Kobaran Api) - Tugas Jaga

10 April 2024   10:30 Diperbarui: 10 April 2024   10:50 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Ada gerakan seperti panah meluncur ke arahnya, dilihatnya agak ke kiri panah itu berjumlah lebih dari satu dan diujungnya terang, nyala api menari-nari sebelum ia tertancap di bagian dek luar kapal. Abdi terkejut melihat asal anak panah itu diluncurkan, dilihatnya tiga siluet bersiap mengambil anak panak berikutnya.

            Kali ini ketegangan seperti memuncak, Abdi sadar apa yang sedang terjadi. Itu kapal musuh, meskipun hanya satu tapi itu besar dan mereka sedang memanahi kapal ini dengan panah api. Tak bisa berpikir lebih jauh karena takut telah terlihat ketika panah tadi diluncurkan, ia bergegas untuk lari sambil berjongkok ke arah buritan kapal dengan tujuan membangunkan yang lain, paling tidak Dalem, hatinya berbisik. Didengarnya lagi suara panah dan kelebatan api yang meluncur. Abdi mempercepat lajunya ke arah buritan, dibelokan ia segera melompat ke kanan kemudian maju tiarap menuju ke arah Dalem.

            Abdi hanya tahu satu cara membangunkan Dalem sekarang, ditarik satu telinga Dalem ke arah mulut, dibisikkannya cukup keras hingga petugas di sebelah Dalem terbangun.

            'SULTAN MATARAM tiba, semua harap bersiap..."

            Mata Dalem membuka seketika seperti ada yang membunyikan terompah ke sebelah telinganya. Abdi tahu apa yang akan segara diteriakkan Dalem, sejurus kemudian tangan satunya membekap mulut Dalem ketika ia berteriak "SIAP SINUHUN".

            Abdi juga segera mengangkat jari telunjuknya ke bibir begitu melihat penjaga di sebelah dalem ikut terbangun, belum menyadari apa yang sedang terjadi. Untung dia tidak bersuara dan menunggu petunjuk Abdi. Namun Dalem menyadarinya lebih dulu, tangannya yang gempal menunjuk ke arah kapal besar di samping kapal mereka, namun mulutnya tak dapat berkata apa-apa karena masih dibekap oleh Abdi. Penjaga yang tadi terbangun ikut melihat dengan mulut terbuka ke arah yang ditunjuk Dalem.

            "Ayo bangunkan yang lain," katanya kepada Dalem yang sekarang memegang sebelah tangan Abdi yang membekapnya. Sementara itu penjaga yang tadi terbangun langsung bergerak menuju ke arah rekannya yang masih tertidur. Abdi memegang kerah baju Dalem untuk membantu mengangkatnya berdiri dan berjalan ke arah tangga menuju dapur.

            "Di siapa mereka? Kok bau asap..."

            "Sudah jangan banyak omong nanti ketahuan, mereka menembaki pakai panah api!"

            "Eh.. apa..." Dalem didorong Abdi untuk segera naik tangga. Meskipun nampak bingung tapi Dalem segera berjalan cepat ke atas dan membuka pintu menuju ke dapur, barulah ketika di atas, di dalam dapur, kesadaran menghinggapinya.

            "Di, kapal kita diserang ya?" ucap Dalem kepada Abdi yang baru terlihat naik dan menghampirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun